Lihat ke Halaman Asli

Faisol rizal

akademisi, penulis lepas

Menciptakan Ketenangan Hidup dengan Mengelola Ekspektasi

Diperbarui: 31 Maret 2021   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Sumber: Pexels.com)

Sudah sangat wajar jika terkadang seseorang mengalami kegundahan, kekecewaan dan ketidakpuasan dalam hidup. Hampir dipastikan semua orang pasti pernah masuk kedalam fase tersebut. 

Mulai dari bekerja siang dan malam tetapi tidak mendapatkan hasil seperti yang diinginkan, sudah belajar maksimal untuk seleksi ujian masuk PTN tetapi belum berhasil tahun ini, hingga rajin "chat" pujaan hati tetapi cuma centang biru. 

Itu semua adalah contoh sebagian dari banyak hal dari yang paling kompleks sampai dengan yang sederhana yang bisa membuat seseorang gundah, kecewa dan tidak puas.

Jika kebetulan pembaca sekalian adalah diantara orang yang sedang mengalaminya, maka pesan pertama yang saya selipkan dalam tulisan ini adalah sabar. Bagaimanapun sabar merupakan sebagian obat ampuh yang bisa kita racik sendiri, diminum kapanpun, tidak ada efek samping mengantuk, dan tidak mahal. Setelah kita berhasil sabar ketika mengalami sesuatu yang "tidak enak", minimal kita sudah berusaha menyembuhkan diri sendiri.

Selanjutnya, mari kita berbicara lebih jauh lagi mengenai pengelolaan ekspektasi diri sebagai cara ampuh untuk mencegah kegundahan, kekecewaan dan keputusasaan sebelum menjadi bola salju dalam  diri yang semakin membulat besar. Sehingga sebelum kita mencapai titik dimana harus bersabar, kita sudah selesai dengan masalah kegundahan, kekecewaan dan keputusasaan.

Mari kita ambil contoh sesederhana mungkin mengenai mengelola ekpektasi diri. Bayangkan malam ini terdapat moment penting karena anda untuk pertama kalinya akan berkunjung ke rumah kekasih anda untuk bertemu orang tuanya. Pasti mulai muncul berbagai perasaan yang bermacam-macam, seperti grogi, khawatir dan deg-degan kalau nanti orang tuanya tidak suka, tidak cocok, tidak nyambung dengan anda.

Sebenarnya perasaan yang bermacam-macam tersebut bisa dikendalikan kalau anda mau mengendalikan ekspektasi diri. Daripada berpikir yang macam-macam dan berekspektasi berlebihan seolah-olah anda bisa mendikte orang tua kekasih anda seperti yang anda mau, alangkah lebih baiknya kalau anda fokus dengan diri anda sendiri untuk menjadi versi yang terbaik.

Mandi sebelum pergi, berdandan rapi, memakai minyak wangi, dan sebaik mungkin menjaga sopan santun sudah lebih dari cukup. Ekspekatsi setinggi apapun atau kekhawatiran separah apapun mengenai yang akan datang, keduanya sama-sama merupakan suatu yang masih tidak pasti, probability, bisa terjadi dan bisa tidak terjadi.

Tentunya contoh tersebut bisa diperluas lagi. Masih banyak tantangan-tantangan lain yang harus dihadapi dan dijalani. Pada setiap tantangan itu, mengelola ekspektasi diri adalah bagian dari tantangan. 

Jatuh sebelum melangkah karena terganjal kekhawatiran parah atau terjelembab lebih dalam ketika mengalami kegagalan karena terlalu tinggi menggantung ekspektasi diri adalah musuh dalam diri yang harus juga kita waspadai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline