Lihat ke Halaman Asli

Bandung Bio Gas (BBG)

Diperbarui: 26 Juli 2018   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: tribunews.com

Bandung, siapa yang tidak mengetahui tentang kota wisata terfaforit ke 4 se Asia in?  Lokasi wisata yang menarik, hidangan kuliner yang bervariasi hingga hasil olahan susu sapi perah yang begitu nikmat. 

Berbicara tentang sapi perah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) merupakan kawasan setral pertenakan sapi perah di Indonesia. Terdapat  lebih 19 ribu ekor sapi perah dikelola oleh lebih dari 5000 peternak yang tergabung dalam Koperasi Peternak Sapi Bandung Barat(KPSBB). Maka tidak heran jika Kabupaten Bandung Barat merupakan salah lokasi yang ditetapkan sebagai penyuplai susu nasional yang dapat memproduksi sekitar 116 juta liter/tahun (Gunawan, 2018).

Nikmatnya susu perah berbanding terbalik dengan jumlah kotoran sapi yang di hasilkan yaitu sekitar 583 juta ton per tahunnya (Dinas Peternakan Jawa Barat, 2013). Sebagian peternak membuang limbah kotoran sapi langsung ke sungai, maka dampak yang diterima yaitu tercemarnya Sungai Cikapundung. Selain menurunkan kualitas air secara fisik dan kimia, pencemaran limbah kotoran sapi sangat merugikan masyarakat yang tinggal di sekitar DAS, seperti: bau tidak sedap yang menggangu aktifitas masyarakat dan tidak layak dikonsumnya air DAS Cikapundung.

Sumber: Kompasiana.com

Berawal dari pemasalahan tersebut, membuat salah satu orang berfikir untuk mengoalah limbah kotoran sapi agar tidak dibuang langsung ke Sungai Cikapundung. Orang tersebut bernama  Boedi Cahyono, pria kelahiran 19 Februari 1979 ini merupakan inovator pertama di Bandung yang mengembangkan reaktor bio gas di tempat ia tinggal yaitu di Kecamatan Lembang sejak tahun 2007. Berkat karyanya itu, jumlah reaktor bio gas yang telah dibangun  Boedi sudah sebanyak 1054 unit dan sekitar 2500 kk sudah tidak mengkonsumsi energi lainnya (seperti: minyak tanah, gas elpigi dan kayu bakar) untuk menghidupkan kompor di dapur mereka. 

Total kotoran sapi yang telah di olah sebagai bio gas lebih dari 2,7 ton dari wilayah sekitar Lembang saja. Bukan hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar, limbah cair yang dihasilkan dari reaktor bio gas dapat dimanfaatkannya sebagai media pupuk tanaman karena mempunyai kandung nitrogen yang tinggi sebagai salah satu nutrisi tanaman.

Sumber: Kompasiana.com

Adanya teknologi ini, dimungkinkan dapat mengurangi beban pencemar di Sungai Cikapundung akibat kotoran sapi. Sehingga masyarakat dapat kembali memanfaatkan sumber air yang berasal dari Sungai Cikapundung untuk aktivitas sehari -- hari. Bukan hanya Kecamatan Lembang saja, diiharapkan seluruh peternak sapi yang berdomisili di daerah Bandung wajit mengikuti program yang telah di buat oleh Boedi Cahyono ini. Selain menghasilkan bahan bakar, manfaat lainnya yang tak kala penting yaitu lingkungan di sekitar Kota Bandung akan menjadi bersih , sehat serta nyaman untuk bertempat tinggal. Alhasil, Kota Bandung termasuk dengan kota yang ekologis (urban ecology) karena telah mereduksi limbah kotoran menjadi bio gas dan dapat digunakan oleh warga setempat.


Daftar Pustaka

Dinas Peternakan Jawa Barat. (2013). Statistik Peternakan Jawab Barat. Bandung: Dinas ESDM Jawa Barat.

Gunawan, I. (2018, January 6). Kabupaten Bandung Barat Jadi Sentra Sapi Perah Nasional. Retrieved July 25, 2018, from Kabupaten Bandung Barat Jadi Sentra Sapi Perah Nasional: http://jabar.pojoksatu.id/bandung/2018/01/06/kabupaten-bandung-barat-jadi-sentra-sapi-perah-nasional/

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline