Halo Kompasianer, tidak terasa kita telah melalui hampir setengah bulan berpuasa di bulan Ramadan tahun ini. Perjalanan hampir setengah bulan ini tentu memiliki banyak cerita seru di setiap harinya. Saya sendiri memiliki beberapa cerita seru pada bulan Ramadan kali ini, yaitu membuat film pendek di bulan puasa ini.
Pada artikel sebelumnya, saya sudah menulis tentang bagaimana cara membuat film mulai dari Pra-Produksi, Produksi, sampai Post-Produksi. Nah, pada artikel kali ini, saya akan memberikan pengalaman saya langsung dalam pembuatan film serta tantangannya di bulan puasa.
Sebelumnya, saya akan memberi tahu terlebih dahulu job/pekerjaan saya pada produksi film kali ini. Kalau pada film sebelumnya saya berperan sebagai sutradara, di film kali ini saya berkontribusi pada divisi audio.
Suatu film tentunya memiliki suara agar penonton paham dan nyaman saat menonton film tersebut. Entah itu suara aktor/aktris, lingkungan sekitar, benda, dan sebagainya. Di situlah fungsi divisi audio dalam suatu film. Merekalah yang merekam suara agar cerita film mudah untuk dipahami.
Banyak sekali pembuat film pemula menyepelekan suara pada filmnya. Kebanyakan, mereka lebih memberi atensi banyak pada sinematografi video visualnya. Mereka lupa bahwa tanpa audio atau suara film yang baik, film mereka akan kurang enak untuk ditonton.
Misalnya, seorang aktor yang berbicara namun suaranya tidak sinkron dengan mulut si aktor, suara noise (bising kecil) sehingga penonton susah untuk menonton dengan nyaman.
Suara yang tidak logis pada film, seperti suara knalpot motor yang mendekat dari kejauhan dan pergi jauh kembali, jika suara yang di tampilkan konstan atau tidak adanya perubahan suara dari motor jauh melaju mendekati seseorang akan menciptakan keanehan saat menonton. Beberapa hal tadi bisa membuat film jelek dan tidak enak untuk ditonton.
Jadi, suara juga memiliki peran penting dalam suatu film. Seperti yang dikatakan oleh Steven Spielberg, seorang sutradara kondang asal kelahiran Amerika berkata, "Sound is Half of Pictures", dan lainnya yaitu, "Sound is not important to a production; it's vital to a production."
Pra-Produksi
Pra-produksi merupakan awalan dalam pembuatan film dan memiliki peran yang krusial. Salah sedikit Pra-Produksinya, akan membuat tahapan lainnya terganggu atau terhambat.