Lihat ke Halaman Asli

Faisal Basri

TERVERIFIKASI

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Apakah Suku Bunga Negatif Solusi Menghindari Resesi?

Diperbarui: 11 Februari 2016   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Investopedia.com: "A negative interest rate means the central bank and perhaps private banks will charge negative interest: instead of receiving money on deposits, depositors must pay regularly to keep their money with the bank."

Setidaknya bank sentral beberapa negara telah mengenakan pungutan atau ongkos atas deposit tertentu yang ditempatkan di bank sentral oleh lembaga keuangan.

Dengan menerapkan disinsentif diharapkan lembaga keuangan lebih gencar menyalurkan kredit, mendorong investasi dan konsumsi. Bank Sentral Jepang (Bank of Japan) juga berharap nilai tukar yen akan melemah sehingga memacu ekspor. Namun, setelah meluncurkan kebijakan suku bunga negatif, nilai tukar yen justru menguat.

Untuk kasus Uni Eropa, penerapan suku bunga negatif oleh ECB menghasilkan peningkatan pertumbuhan. Pada tahun 2013 perekonomian Euro Zone masih mengalami kontraksi 0,4 persen. Setahun berikutnya kembali ekspansi sebesar 0,9 persen, dan tahun lalu naik lagi menjadi 1,5 persen.

Czech Republic, yang menerapkan suku bunga negatif, menunjukkan kinerja lebih baik ketimbang negara-negara bekas komunis di Eropa. Daya tahan ekonominya berada di zona positif.

Walaupun bank sentral AS (The Fed) telah meningkatkan suku bunga akhir tahun lalu, mulai muncul wacana suku bunga negatif. Lihat misalnya Former Fed President Urges Negative Interest Rates.

Apakah kebijakan fiskal semakin tersisih untuk menggairahkan perekonomian?

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline