Lihat ke Halaman Asli

Faisal Basri

TERVERIFIKASI

Mengajar, menulis, dan sesekali meneliti.

Era Baru Terbentang

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Hiruk-pikuk politik sudah mencapai puncak. Rakyat telah menentukan pilihan pasangan presiden mereka pada 9 Juli lalu. Kita tinggal menunggu penetapan akhir soal hasil pemilihan presiden oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli 2014 minggu depan. Setelah itu adalah kerja keras memenuhi janji kampanye, mewujudkan harapan rakyat yang menggelora bagi perubahan mendasar. Era baru terbentang.

Tidak ada kerusuhan. Tak setetes darah pun menitik di bumi pertiwi karena bentrok antar-pendukung. Media cetak, televisi, dan media sosial berjasa sebagai kanalisasi konflik, sumpah serapah, ancaman, dan saling klaim kemenangan. Semua pelaku bermanuver di arena terbuka.

Tidak ada kekuatan berarti yang melakukan gerakan bawah tanah. Sedikit kejanggalan, selalu ada yang berteriak. Dalam keterbukaan seperti itu, praktis tidak ada rongga, tidak ada ruang untuk melakukan kecurangan masif.

Itulah kemenangan rakyat yang telah dalam genggaman. Sepatutnya momentum ini terjaga hingga pemerintah baru nanti menjalankan mandat rakyat.

Proses pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum presiden yang damai merupakan modal utama menjaga stabilitas makroekonomi di negeri ini.

Dalam hal memberikan kepastian usaha, proses politik di Indonesia jauh lebih menjanjikan ketimbang di negara tetangga ataupun di negara emerging markets. Bertolak dari keunggulan relatif itu, kita harus mampu memanfaatkan peluang emas yang mungkin tak akan berlangsung lama.

Penanaman modal asing langsung berpeluang naik menembus 20 miliar dollar AS tahun ini. Sementara itu, arus masuk modal portofolio neto diperkirakan bakal mencapai rekor baru mengingat selama triwulan pertama tahun ini saja sudah mencapai 9 miliar dollar AS. Rekor tahunan sebelumnya sebesar 13,2 miliar dollar AS terjadi pada tahun 2010.

Arus modal asing menjadi sangat penting karena penanaman modal dalam negeri tak bisa terlalu banyak diharapkan naik signifikan tahun ini, kecuali Bank Indonesia mulai melonggarkan kebijakan moneternya.

Bank Indonesia tidak perlu terlalu khawatir dengan perubahan kebijakan Bank Sentral AS yang sudah hampir pasti akan menghapuskan stimulus pada Oktober mendatang.

Sejauh ini, pasar Indonesia masih cukup menarik bagi investor. Sampai Rabu pekan lalu, pasar saham telah memberikan imbal hasil dalam dollar AS sebesar 23,1 persen, tertinggi keempat  dengan perbedaan tipis dibandingkan di atasnya yang ditempati India, Pakistan, dan Argentina.

Imbal hasil pasar saham Indonesia jauh lebih tinggi ketimbang indeks Dow Jones Industrial Average di New York Stock Exchange (Wall Streeat), Amerika Serikat, yang hanya 2,5 persen dan di kawasan euro 1,5 persen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline