Lihat ke Halaman Asli

Faisal BintangPrasetya

Mahasiswa pembuat berita

Dakwah Melalui Media Sosial Menjadi Alternatif Gen Milenial

Diperbarui: 26 Januari 2023   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Inusuri Ponorogo

Saat ini zaman teknologi sudah maju dan berkembang pesat. Dimana kita sangat bergantung pada smartphone dan gadget lainnya untuk mengunduh informasi. 

Dengan adanya teknologi juga dapat memudahkan untuk mengakses informasi dimanapun dan kapanpun. Teknologi juga memudahkan kita untuk mencari informasi yang berkaitan dengan dakwah di masa kini. Media social juga termasuk teknologi masa kini yang dapat kita gunakan untuk mencari ilmu sebanyak banyaknya. 

Banyak umat yang mendapatkan manfaat karena adanya media social tersebut. Dakwah di media social merupakan hal yang sangat bermanfaat karena bisa dengan mudah dicari dan ditemui di berbagai platform. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk buta agama, karena zaman sekarang sudah canggih.

 Allah telah memberikan kepada kita sarana untuk menyebarkan kebaikan. Dikutip dari website uinjkt Dalam Al Qur'an terdapat perintah Fastabiqul khairat (Berlomba-lombalah dalam kebajikan/Q.S. Al-Baqarah/2:148). Perintah yang mirip juga ditemukan dalam Q.S. Al-Maidah/5:2: "Berlomba-lombalah dalam urusan kebaikan dan ketakwaan dan jangan berlomba-lomba dalam dosa dan permusuhan". Kedua ayat ini mengisyaratkan kepada kita bahwa suatu saat akan terjadi krisis yang membuat orang tidak lagi berlomba-lomba terhadap kebaikan, tetapi berlomba-lomba, bahkan berjamaah kepada keburukan. Maka dari itu dakwah di media social sangatlah bermanfaat.

Materi keislaman dapat disebarkan dengan cepat dan effisien. Dakwah lewat media social dianggap lebih efisien karena dalam internet tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Banyak pendakwah yang menggunakan sarana media social untuk menyebarkan ilmu agama islam. 

Contohnya seperti Ustadz Syafik Riza Basalamah yang menggunakan platform youtube untuk menyebarkan ilmu agama islam. Lalu ada Ustadz Hanan Attaki yang menyebarkan informasi keislaman melalui platform Instagram. 

Dilansir dari web uinsi, dakwah digital yang cenderung instan, praktis, dan pendek menyebabkan sebagian orang malas belajar agama dari kitab-kitab induk. Mereka merasa internet dan sosial media mampu menjawab semua pertanyaan mereka, termasuk pertanyaan seputar agama. Generasi yang terlalu karib dengan media sosial dianggap lebih cepat bosan dan tidak terbiasa dengan referensi utama dengan ketebalan tertentu.

Dalam Al Qur'an surah an-Nahl ayat 25 menyebutkan 3 metode dakwah yang dapat dijadikan landasan di era generasi milenial yaitu; dakwah bil hikmah, dakwah bil mauziah hasanah, dan dakwah bil mujadalah. Ketiga dakwah diatas juga berkembang dengan majunya teknologi. 

Pada zaman dulu, masyarakat pergi berbondong bonding ke pengajian untuk mendapatkan informasi atau ilmu agama islam. Namun pada era digital sekarang, masyarakat dapat mengakses beberapa aplikasi seperti youtube, Instagram, dan lain lain. Banyak pendakwah yang membagikan ilmunya lewat platform youtube. 

Dikutip dari jurnal uin-alauddin Metode dakwah dapat diartikan sebagai jalan atau cara yang digunakan oleh da'i dalam menyampaikan dakwahnya kepada mad'u. Penggunaan metode yang benar merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang proses berhasilnya suatu kegiatan dakwah. Di era digital memudahkan masyarakat yang berada jauh dari pendakwah untuk mendengarkan dan melihat materi dakwah keislaman melalui gadgetnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline