Lihat ke Halaman Asli

Guru yang Tidak Benar Mendidik atau Zaman yang Salah Mengajar?

Diperbarui: 26 Agustus 2016   03:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Ini anaknya, dia sakit kemarin, kurang apalagi, kalau belum juga percaya silakan tanya sendiri”. Aku ngak suka, kalau ibu itu terlalu individu, suka-suka, beraja dengan hati sendiri katanya nyerocos sesuka hati.

Melihat ibu paruh baya itu diam saja, ibu guru muda yang didampingi oleh satu siswa ini tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Kali ini nadanya naik satu laras.

“Saya ini juga guru dari siswa-siswi kita, bukan hanya ibu, asal ibu tau, saya ngak mungkin bodoh dan mengajari anak didik kita untuk berbohong, apalagi bekerjasama dengan siswa., ini siswa yang saya bilang sakit itu, silakan ibu tanya sendiri, tanya bu!, tanya!!.. pekiknya.

Melihat lawan bicara hanya diam, Akhirnya ibu guru muda dan siswa itu langsung meninggalkan ruangan majelis guru itu dengan penuh kesal dan marah.

Ibu guru muda itu, adalah guru honor yang baru satu tahun mengabdi di sekolah itu, ianya   mengampu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai anak muda yang baru dua tahun menamatkan studinya diperguruan tinggi negeri, ibu guru muda yang enerjik itu juga merupakan alumni sekolah dimana ia mengabdi sekarang. Sedangkan Ibu paruh baya yang barusan dihardik itu  adalah guru senior yang mengampu mata pelajaran Matematika di sekolah itu. Perkenalan dua guru yang usia terpaut jauh itu bukan kemaren sore, karena ibu guru muda itu dulu merupakan siswa dari ibu paruh baya itu sendiri. Bedanya, enam tahun yang lalu status mereka antara guru dengan siswa, sekarang hubungan mereka sama-sama guru.

*

Peristiwa yang tidak enak di dengar apalagi dilihat itu bermula dari ketidak hadiran seorang siswa. Sebut saja kelas XI IPS 1 di jam pertama belajar Matematika. Seperti biasa, usai berdoa, guru akan mengabsen.

“Ada yang tidak hadir”, kata ibu guru Matematika singkat.

“Marsinah, sakit bu” jawab ketua kelas, sigap.

“Mana suratnya”, tanya guru lagi.

“Sama wali kelas, bu”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline