Sudah menjadi rahasia umum bahwa warga Jepang memiliki minat baca yang tinggi. Data riset Word Atlas tahun 2018 lalu menyebutkan Jepang sebagai negara yang melek huruf dengan presentase 99%.
Data tersebut menjadi bukti bahwa budaya membaca di Jepang memang tinggi.
Warga Jepang tidak hanya membaca ketika di sekolah, perpustakaan, maupun toko buku. Mereka juga membaca di ruang publik seperti kendaraan umum hingga tempat-tempat yang menyediakan fasilitas membaca seperti ruang tunggu hotel dan klinik.
Warga Jepang juga memiliki kebiasaan membaca yang disebut dengan tachiyomi. Kebiasaan membaca ini cukup unik karena dilakukan sambil berdiri.
Tachiyomi dilakukan di toko buku yang sengaja memberikan bacaan buku gratis. Buku bacaan yang disediakan beragam, mulai dari komik, majalah, hingga buku pelajaran.
Alih-alih takut rugi, pemilik toko buku di Jepang menganggap semakin banyak orang melakukan tachiyomi maka semakin banyak kemungkinan buku-buku di toko terjual.
Terlepas dari uniknya kebiasaan tachiyomi, ternyata membaca dengan posisi berdiri memiki manfaat tersendiri.
Peneliti di Texas A&M Health Science Center School of Public Health melibatkan 300 anak kelas 4 SD. Anak-anak tersebut dibagi menjadi dua kelompok dalam menyimak pembelajaran, yakni kelompok posisi duduk dan kelompok posisi berdiri.
Disebutkan bahwa kelompok posisi berdiri memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dalam menyimak pembelajaran dibanding kelompok posisi duduk.
Anak-anak yang ada di kelompok posisi berdiri juga 12% lebih aktif di kelas daripada kelompok posisi duduk dengan tingkat keaktifan 7%.