Lihat ke Halaman Asli

Fais Yonas Boa

Penulis dan Peneliti

Keniscayaan Swasembada Energi Prabowo

Diperbarui: 21 Oktober 2024   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://setkab.go.id/

"Kita juga punya energi bawah tanah geotermal yang cukup, kita punya batu bara yang sangat banyak kita punya energi dari air yang sangat besar. Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi"

Kutipan di atas merupakan penggalan pidato perdana Presiden Prabowo Subianto. Pidato menggelegar yang sarat akan optimisme tersebut tentu saja menghembuskan keniscayaan bagi terciptanya swasembada energi. Apa itu swasembada energi? Swasembada energi adalah kemampuan suatu negara atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri. Swasembada energi dapat juga dikatakan berdikari energi ataupun kemandirian energi.

Mengenai Urgensi

Janji Presiden Prabowo patutlah diapresiasi tinggi karena dewasa ini kemandirian energi menjadi salah satu penopang utama kesejahteraan. Lalu, apa urgensi swasembada energi?

Tidaklah etis ketika saya katakan swasembada energi penting karena "pokoknya penting", tetapi mari kita lihat urgensi dibalik itu. Sebagaimana diketahui bersama, salah satu visi misi pasangan Prabowo-Gibran ketika berkompetisi adalah memperjuangkan energi berbahan nabati dan energi hijau. Inilah alasan mengapa di dalam pidato pelantikannya, Presiden Prabowo menyinggung tanaman-tanaman yang dapat diolah menjadi bahan energi. Selain itu juga menyebut energi-energi terbarukan seperti panas bumi dan energi air.

"Kita diberi karunia Tuhan Maha Besar, tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung dengan bangsa lain. Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin," begitu kata Prabowo dengan berapi-api. Ia juga melanjutkan: "Kita juga punya tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, jagung, dan lain-lain, kita juga punya energi bawah tanah geotermal yang cukup, kita punya batu bara yang sangat banyak, kita punya energi dari air yang sangat besar,"

Sudah barang tentu urgensi swasembada energi tidak hanya sampai pada upaya menunaikan visi misi politik, tetapi lebih dari itu. Ini juga tentang nasionalisme yang hendak diejawantahkan; kemerdekaan yang ingin wujudnyatakan. Kalau kita menyimak pidato Presiden Prabowo dapat dirasakan aroma nasionalismenya yang begitu kental. Ia seolah membangkitkan semangat nasionalisme seluruh manusia Indonesia. Barangkali membangunkan kita semua dari keterlelapan kita akan eksklusifitas identitas dalam SARA (Suku Agama, Ras dan Antargolongan). Prabowo menghentak kita semua untuk selalu berani dan percaya diri menjadi manusia Indonesia yang mencintai bangsa dan negaranya.  

Presiden ke 8 Republik Indonesia tersebut tak lupa mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan bersama-sama membangun Indonesia; untuk mewujudnyatakan arti kemerdekaan. Terutama untuk merdeka dari kemiskinan dan kebodohan hingga penindasan dan penjajahan. Pada sektor energi, bangsa kita hingga kini masih terbelenggu oleh negara lain. Hal ini terbukti jelas pada data-data impor energi yang terus meningkat setiap tahunnya. Barang kali ini pulalah yang memicu presiden sekaligus Ketua Partai Gerindra itu menyerukan supaya mengusahakan swasembada energi.

Rasa-rasanya potensi tercapainya kemandirian energi bukanlah mimpi liar, mengingat cadangan energi pada bumi Indonesia sangatlah besar. Terutama sekali energi-energi terbarukan katakanlah geotermal yang mana 40% cadangannya di dunia ada pada bumi Indonesia. Pemanfaatan energi-energi yang ada, niscaya mampu memerdekakan bangsa Indonesia dari ketergantungan negara lain. Maka dari itu, swasembada energi pastilah menjadi suatu keniscayaan sebagaimana diungkapkan Prabowo "pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi".

Nasionalisme sangatlah penting untuk membangun dan memajukan negara. Akan tetapi, urgensi swasembada energi tidaklah terbatas pada mengejawantahkan semangat cinta tanah air ataupun mewujudnyatakan makna kemerdekaan. Ini juga soal kebutuhan keberlangsungan kehidupan manusia dan ancaman global yang harus dihadapi. Telah menjadi kesadaran dunia bahwa bumi telah mengalami perubahan iklim yang begitu signifikan. Diketahui bahwa polusi yang dihasilkan dari energi-energi fosil menjadi salah satu penyebab utama. Atas dasar kenyataan ini, dunia global menyerukan transisi energi yakni dari energi fosil ke energi terbarukan seperti energi air, matahari, angin dan geotermal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline