Lihat ke Halaman Asli

Fais Yonas Boa

Penulis dan Peneliti

Mengenal Berpikir Kritis (Critical Thinking)

Diperbarui: 10 Oktober 2024   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

akcdn.detik.net.id

Berpikir dan berpikir kritis

Berpikir merupakan identitas manusia. Itulah mengapa ada jargon, "manusia adalah makhluk berpikir". Lalu, apa itu berpikir? Di dalam dunia ilmu pengetahuan berpikir adalah sebuah tindakan. Mengapa disebut tindakan? Karena di dalam kegiatan berpikir ada sesuatu yang dilakukan. Sebenarnya berpikir tidak ada bedanya dengan tidur atau makan karena sama-sama sebagai kegiatan melakukan sesuatu.

Berpikir sebagai sebuah tindakan maksudnya ialah otak kita melakukan kegiatan membentuk konsep-konsep menelaah segala peristiwa hingga mempertanyakan keberadaan diri kita sendiri.

Lalu bagaimana dengan berpikir kritis? Apa itu berpikir kritis? Berpikir kritis tentu juga sebagai sebuah tindakan otak. Hanya saja dalam berpikir kritis otak kita tidak sekadar membentuk konsep; menelaah segala peristiwa; hingga mempertanyakan keberadaan diri kita sendiri; tetapi membentuk konsep; menelaah segala peristiwa; hingga mempertanyakan keberadaan diri kita sendiri, secara logis jelas, rasional dan terukur. Jadi berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir yang lebih jelas, lengkap, relevan dan lengkap tentang dan terhadap segala peristiwa yang ada di sekitar kita.

Beberapa standar berpikir ktitis

Pertama, kejelasan

Meskipun kita memiliki suatu pendapat atau argumentasi yang lahir dari berpikir kritis akan sia-sia ketika pendapat atau argumentasi tersebut, disampaikan secara tidak jelas menurut bahasa dan maksudnya. Tentu saja akan mendatangkan kebingungan bagi yang mendengarnya.

Maka dari itu, argumentasi yang dihasilkan dari berpikir kritis haruslah memiliki kejelasan yakni, jelas secara bahasa, maksud dan tujuan dari argumentasi tersebut. Pada konteks inilah kita harus paham bahwa orang yang berpikir kritis, harus memiliki pemahaman yang kuat tentang pendapat dan argumentasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan.

Kedua, ketepatan (akurasi)

Seorang yang berpikir kritis juga harus benar-benar mengetahui secara lengkap tentang argumentasi yang disampaikannya. Dengan memiliki pengetahuan lengkap tersebut pendapat yang disampaikannya dapat ia jamin kebenarannya. Kebenaran dalam hal ini berarti dapat ia pertanggungjawabkan pendapatnya secara data, fakta dan kebenaran yang telah ada. Dengan begitu, argumentasi dari berpikir kritis memiliki ketepatan atau keakuratan data dan fakta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline