Lihat ke Halaman Asli

Pergeseran Teori Pembelajaran

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perkembangan zaman seiring perkembengan teknologi. Sering memunculkan berbagai pemikiran-pemikiran baru. Hal itu juga terjadi dalam teori pembelajaran. Dimana perkembangannya sangat dinamis. Perkembangan teori pembelajaran yang akan dibahas berawal dari teori pembelajaran koneksionisme yang bergeser ke teori pembelajaran kognitifisme, teori pembelaran kognitifisme yang kemudian bergeser ke teori pembelaran kontrutifisme, teori pembelajaran kontrutifisme yang kemudian berakhir ke teori pembelajaran humanisme.

Teori pembelajaran koneksionisme adalah teori perkembangan perilaku yang dapat diukur, diamati oleh respon pelajar terhadap rangsangan. Penekanan pada teori ini yaitu penekanan reaksi terhadap lingkungan dan pembentukkan reaksi atau respon.

Teori pembelajaran kognitifisme menekankan bahwa belajar adalah proses yang terjadi dalam pikiran manusia. Pada dasarnya belajar merupakan usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari interaksi aktif dengan lingkungan untuk memperoleh perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersikfat relatif dan berbekas. Teori ini lebih mementingkan proses dan hasilnya seakan-akan diabaikan.

Teori pembelajaran kontrutifisme merupakan landasan berpikir pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Pada teori ini siswa menggabungkan pengetahuan yang sejak awl sudah dimiliki dan kemudian digabungkan dengan pengetahuan yang baru.

Teori pembelajaran humanisme, dalam teori ini belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk memanusiakan manusia. Maksud dari memanusiakan manusia di sini adalah mencapai aktualisasi diri, pemahaman serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Para guru diharapkan lebih mementingkan kerjasama, saling membantu serta mementingkan kejujuran dan kreativitas agar tercapai tujuan pembelajaran secara optimal.

Dari uraian di atas dapat dilihat, teori pembelajaran koneksionisme hanya mementingkan stimulus respon saja sehingga para ilmuan menemukan teori baru yang lebih baik yaiti kognitifisme di mana proses sangatlah penting. Selanjutnya para ilmuan mengkritisi teori kognitifisme di mana hasil yang seakan-akan diabaikan sehingga terbentuklah teori kontrutifisme di mana pembangunan konsep dalam belajar dengan cara menggabungkan pengetahuan lama yang telah dimiliki dengan pengatahuan baru sehingga hasilnya lebuh optimal. Terahir teori humanisme yang muncul karena tujuan awal dan akhir pembelajaran adalah untuk memanusiakan manusia itu sendiri sehingga terbentuk aktualisasi diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline