Lihat ke Halaman Asli

Fairuz Zahirah Zihni Hamdan

Dosen - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Pemberdayaan Perempuan Desa Klagen Melalui Pelatihan Pembuatan Kerupuk Bawang Merah

Diperbarui: 25 Juni 2023   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Tim ITS

Perkembangan infrastruktur merupakan salah satu tanda adanya kemajuan pembangunan negara. Diharapkan perkembangan infrastruktur ini dilakukan secara merata di seluruh wilayah Indonesia dari ujung timur hingga ujung barat. Salah satu wilayah di Jawa Timur, yaitu Desa Klagen, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk telah menunjukkan adanya perkembangan infrastruktur. Hal ini ditandai dengan perbaikan jalan menjadi beraspal, adanya saluran irigasi, jaringan listrik dan perluasan jaringan internet yang telah masuk ke wilayah desa sehingga masyarakat desa dapat mengakses listrik beserta internet dengan minim hambatan.

Desa Klagen tidak hanya menunjukkan peningkatan perkembangan infrastruktur, tetapi juga telah menunjukkan adanya peningkatan perekonomian. Demikian dapat dilihat dari kondisi geografis Desa Klagen yang luas lahannya lebih dari 70% adalah lahan pertanian, sehingga Desa Klagen tergolong sebagai desa yang kaya akan hasil pertanian. Namun demikian di Desa Klagen masih terdapat keluarga pra sejahtera; di samping ketergantungan yang cukup tinggi sebagian besar warga produktifnya pada sektor industri dan pabrik-pabrik di sekitarnya.

Kondisi tersebut membawa kami dari Departemen Studi Pembangunan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember yaitu Bapak Soedarno, Ibu Adi Suryani, Ibu Khairun Nisa, dan saya untuk membuat suatu inovasi sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Klagen. Inovasi tersebut dilakukan dengan cara memberikan pelatihan kepada ibu-ibu PKK Desa Klagen. Hal ini bertujuan untuk mencapai kemandirian dan keberdayaan perempuan di Desa Klagen pada bidang perekonomian dengan bertumpu pada potensi yang ada. Pelatihan ini berfokus pada pembuatan kerupuk bawang merah, sebagai komoditi dan produk unggulan khas Desa Klagen.

Pemberian pelatihan pembuatan kerupuk bawang merah ini tentunya juga akan mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan pembangunan negara melalui potensi daerah yang ada. Tak hanya itu, pelatihan ini juga sejalan dengan agenda 1 dan 5 Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu No Poverty (Pengentasan Kemiskinan) dan Gender Equality (Kesetaraan Gender. Dikatakan demikian karena pelatihan yang diberikan kepada masyarakat Desa Klagen khususnya kepada ibu-ibu PKK dilakukan untuk tujuan kemandirian desa tanpa kemiskinan serta merupakan wujud pemberdayaan perempuan, yang nantinya juga dapat mengarahkan pada pembentukan Smart Village.

Pelatihan pembuatan kerupuk bawang merah ini diharapkan mampu meningkatkan nilai jual bawang merah, karena hingga saat dilakukannya pelatihan, belum banyak yang memproduksi kerupuk bawang merah ini. Desa Klagen sebagai penghasil utama bawang merah; pada saat-saat musim panen tertentu harga bawang merah bisa sangat rendah nilai jualnya. Di sisi lain bawang merah juga tidak akan bertahan lama (menjadi busuk) jika tidak diolah. Bawang merah yang diolah menjadi kerupuk bisa meningkatkan  nilai jual bawang merah, dan juga bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama (kerupuk mentah bisa disimpan sampai 2 tahun). 

Apabila Desa Klagen dijadikan sebagai pelopor produk kerupuk bawang merah akan sangat tepat. Semakin lama inovasi, kualitas dan jaringan harus terus dikembangkan agar sentra kerupuk bawang merah yang terbentuk di desa Klagen akan bersifat berkelanjutan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Desa Klagen yang memiliki produk unggulan khas sesuai potensi desanya, maka dapat terus dikembangkan untuk menjadi desa cerdas (smart village) yakni desa mandiri dan berkelanjutan dari sisi sumber daya manusia, lingkungan, dan teknologi.

Tim dari ITS menggandeng Bapak Subakir dari Desa Bandung Balaituri, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk sebagai pelatih dalam pelatihan pembuatan kerupuk bawang merah ini. Selama 1 hari (6 Oktober 2019), mulai pagi hingga sore hari, para ibu-ibu yang tergabung di PKK Desa Klagen diberikan penjelasan mengenai proses pembuatan kerupuk bawang merah, mulai dari bahan-bahan dan biaya yang diperlukan, langkah membuat kerupuk bawang putih serta dibagian akhir pelatihan ibu-ibu peserta pelatihan diberikan kesempatan untuk mempraktikkan langsung langkah-langkah pembuatan kerupuk bawang merah yang semula dari bahan dasar bawang merah, yang kemudian menjadi kerupuk bawang merah yang dikemas rapat dan siap dijual serta dikonsumsi.

Pembuatan kerupuk bawang merah ini tentunya dirancang agar tidak membutuhkan biaya besar tetapi dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Benar saja, karena bahan-bahan dan alat yang dibutuhkan tidak terlalu membutuhkan biaya besar, seperti Tepung tapioka, bawang merah, garam, micin, pemanis tebu, dan air mentah. Alat yang dibutuhkan sederhana seperti blender, pisau, panci subluk (pengukus), wajan, dan kertas minyak. Alat, bahan, dan proses yang cukup sederhana membuat ibu-ibu peserta pelatihan menjadi semakin bersemangat dan antusias dalam mengikuti dan menyelesaikan pelatihan pembuatan kerupuk bawang merah.

Adanya pelatihan ini meningkatkan kembali semangat kemandirian bagi ibu-ibu peserta agar dapat berdaya secara ekonomi, yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan daerah tempat tinggal mereka.

Dokumentasi Tim ITS




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline