Lihat ke Halaman Asli

FAIQ YUSUF

mahasiswa

Culture Shock yang dialami Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Jakarta yang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Muhamadiyah Malang

Diperbarui: 13 Januari 2023   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena Culture Shock adalah di mana seseorang merasa tertekan serta terkejut ketika berhadapan dengan lingkungan dan budaya baru. Dan biasanya orang yang mengalami culture shock ini akan merasa cemas, bingun, frustasi karena kehilangan tanda atau cara pergaulan sosial yang diketahui dari asalnya. Menurut aang Ridwan menjelaskan bahwa Culture Shock adalah goncangan mental atau jiwa yang dialami oleh seseorang yang belum memiliki persiapan akan kebudayaan asing dan baru baginya.

Pada program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) tahun 2022 ini adalah sebuah program yang dibuat oleh bapak Nadiem Makarim selaku menteri pendidikan. Tujuan dari dibuatnya Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ini adalah untuk mengajak para mahasiswa diseluruh penjuru negeri untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi terbaik di seluruh Indonesia selama satu semester. Dengan program ini mahasiswa dapat melakuan kredit sampai 20 sks, dimana 4 sks di antaranya adalah ialah kegiatan modul nusantara.

Fenomena Culture Shock yang dialami oleh mahasiswa Universitas Muhamadiyah Jakarta saat berada di Universitas Muhamadiyah Malang ialah saat salah satu dari mahasiswi ingin berbelanja di warung dekat dengan kostnya tetapi penjaga warung tersebut hanya bisa berbahasa jawa sehingga menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi, hal ini dikarenakan mahasiswi tidak mengerti Bahasa jawa sama sekali Sebagaimana pernyataan Harper bahwa kurangnya ketrampilan bahasa merupakan penghalang kuat untuk penyesuaian budaya dan komunikasi yang efektif, sedangkan kurangnya pengetahuan mengenai cara berbicara kelompok tertentu akan mengurangi tingkat pemahaman tentang masyarakat lokal (Samovar, Porter, McDaniel, & Roy, 2012).

Dan selanjutnya Culture Shock yang dialami oleh mahasiswa UMJ ialah tentang kehidupan sosial di sekitar ruang lingkup yaitu saat berada di kampus dan kostan, proses komunikasi yang dilalui oleh mahasiswi UMJ saat berada di kampus sangat berbeda dengan teman-teman yang berada di ruang lingkup UMJ dikarenakan berbeda budaya yang menimbul berbagai dinamika. Memang kita kerap sekali menemukan masalah-masalah atau hambatan yang tidak diharapkan seperti pada contoh diatas tadi dan Pada hal syarat untuk terjalinnya hubungan itu tentu saja harus ada saling pengertian dan pertukaran informasi atau makna antara satu dengan lainnya. Dari itu mempelajari komunikasi dan budaya merupakan satu hal yang tidak dapat dipisahkan.

Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi mata uang. Budaya menjadi bagian dari prilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya seperti yang dikatakan Edward T. Hall bahwa komunikasi adalah Budaya dan Budaya adalah komunikasi.

Tetapi dengan terjalinnya ini semua mahasiswa Univeritas Muhamadiyah Jakarta yang mengikuti kegiatan PMM mendapat berbagai pengalaman hidup yang berharga, walaupun mengalami berbagai tantangan dalam menghadapi lingkungan dan budaya yang baru, seperti mendapat kesempatan bergaul dengan mahasiswa dan dosen yang memilika latar belakang budaya yang berbeda-beda. Serta dapat belajar hidup mandiri, menikmati ciri khas daerah tersebut dan dapat mengunjugi tempat tempat hiburan di daerah tersebut. Kesimpulan yang bisa diambil adalah pemahaman dari beberapa budaya dapat dipahami dan dapat mengurangi gegar budaya ( culture shock) dan meningkatkan pengalaman antar budaya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline