Rumah Tanpa Ibu
Cerita anak oleh Faiq Aminuddin
Dodi namanya. Dodi Abidar Amin lengkap. Dia adalah putra pertama pak Amin. “Dodi artinya dikasihi. Abidar artinya berhati emas. Adapun Amin adalah nama bapak. Artinya jujur.” Begitu kata ibu ketika Dodi penasaran dengan namanya.
Dodi sudah kelas lima SD. Dodi punya adik laki-laki. Namanya Aqil. Aqil Latif Amin. Aqil berarti berakal atau terpelajar. Latif artinya berhati lembut. Tapi menurut Dodi, dik Aqil itu tidak berhati lembut. “Dia suka merebut mainanku.” Dodi dan Aqil kadang memang rebutan mainan. Kadang Aqil menangis dan mengadu ke ibu. Ibu pun meminta kak Dodi mengalah.
Tiga hari yang lalu Dodi rebutan HP ibu. Dodi tidak mau mengalah karena sedang mencari informasi untuk mengerjakan tugas sekolah. Dik Aqil juga tidak mau ngotot ingin bermain game. Aqil merasa sudah menunggu lama.
“Sebentar ya, Dik. Ini sudah ketemu. Kak Dodi catat dulu. Sebentar, Kak Dodi ambil buku.”
Aqil masih cemberut. Dodi bergegas ke kamar untuk mengambil buku. HP ibu ditinggal di atas meja. Aqil ingin diam-diam mengambil dan membawanya lari. Tapi Aqil sedang tidak enak badan. Aqil rebahan di kursi.
“Ini HPnya, Dik. Kakak sudah selesai.” Dodi mengulurkan HP ibu kepada Aqil. Aqil tidak menyahut. Ternyata dik Aqil sudah tertidur.
Dodi menggoyang-goyang tangan Aqil agar terbangun. Dodi terkejut.
“Ibu… badan dik Aqil panas sekali.” Dodi berteriak khawatir.
Setelah memeriksa kondisinya, ibu mengangkat dik Aqil ke dalam kamar. “Adik biar istirahat dulu. Jangan diganggu ya?!”