Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Pribadi yang Seutuhnya

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan ini, mencoba berbagi ide, pengalaman dan lainnya. akhir-akhir ini, saya banyak berpikir tentang kehidupan yang sedang dijalani ini. Mungkin sejauh ini pencapaian yang saya rasakan bagi sebagian teman-teman seangkatan tergolong beruntung. Karena saya bisa melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. pencapaian itu saya sukuri dengan penuh kebahagiaan. Namun di lain sisi, pencapaian ini belum ada efeknya sekarang, karena peningkatan kualitasi diri masih jauh panggang dari api.

Walau demikian, saya tetap merasa bersyukur. ternyata pendidikan yang saya rasakan dari kecil hingga hari ini mempengaruhi pola hidup saya. Dari mulai pendidikan diniyah, pendidikan pesantren, pendidikan formal dan lainnya. Kenapa dikatakan demikian, karena manfaat yang dirasakan sejauh ini dari apa yang dipelajari dulu sangat bermanfaat dan berguna sekarang. Mungkin ini salah satu tanda ilmu yang bermanfaat. wallahu a'alam.

Pendidikan pesantren ternyata sedikit banyak mempengaruhinya. walau saya dilahirkan di dalam dunia kepesantrenan, tapi juga saya tetap mondok di pesantren. lulusan Pesantren bagi saya adalah suatu kebanggan tersendiri. karena tradisi yang dibangun membuat seseorang gemar akan menuntut ilmu kepada seorang guru. walaupun bisa belajar dengan otodidak namun kualitas ilmu yang didapatkan berbeda dengan yang berguru. Dulu saya tidak memahami apa arti kemanfaatan belajar di pesantren. karena satu sisi pesantren oleh sebagian orang dianggap "jumud" tapi satu sisi adalah benteng terakhir dalam menjaga keilmuan agama dan akhlak manusia. Setelah saya masuk dan bergulat dalam dunia perkuliahan. berkenalan dengan pandangan-pandangan liberal, sekuler, dan lainnya. dan besosialisasi dengan berbagai macam orang. ternyata ilmu yang didapatkan di pesantren sedikit demi sedikit mulai terasa efeknya.

efek tersebut bukan hanya berkaitan dengan tingkah laku, melainkan materi-materi keagamaan yang dulu disampaikan oleh sang guru sedikit-sedikit muncul kembali. mungkin ini berkaitan dengan dulu doa yang diajarkan oleh kyai saya. setelah selesai pengajian, beliau mengajarkan doa seperti ini. "Ya allah, apa yang telah saya pelajari semuanya aku titipkan pada-Mu, dan jika aku butuhkan maka kembalikan lah pengetahuan itu kepadaku". ternyata doa ini yang diucapkan terus menerus menjadi obat mujarab ketika saya selesai belajar. manfaatnya begitu terasa sekarang. Oleh karena itu, saya menyimpulkan bahwa, jangan sekali-kali menyepelekkan apa yang kita pelajari hari ini. karena kita tidak akan pernah tau ke depannya. Maka serius lah dalam belajar dan istikomahlah dengan berdoa.

Nilai plus pesantren ini saya rasakan sekarang. ternyata tidak banyak para sarjana umum, tetapi bisa membaca kitab-kitab klasik (kitab kuning). Saya pun, sekarang tidak mencoba menjadi orang yang minder karena lulusan pesantren. karena nyatanya kita juga bisa bersaing dalam hal keilmuan. Yang penting diniatkan untul selalu belajar dan istikomah untuk belajar. tidak menyombongkan diri bahwa kita sudah bisa dan tidak perlu belajar kembali. Nilai plus tersebut lah yang menjadi soft skill yang berbeda dengan yang lainnya. Sebagai contoh, sekarang walau sedang melanjutkan studi pascasarjana di salah satu kampus negeri di bogor, ternyata ada seorang teman sekelas yang meminta untuk diajarkan ilmu Nahwu (gramatika bahasa arab). saya pun terkejut mendengarnya. karena secara pribadi dia meminta nya dengan penuh harap. dari sini saya pun kembali mengucap "alhamdulillah". rupanya Allah mempunyai rencana yang Maha Dahsyat. saya pun kembali menyimpulkan, eh, ternyata kita tidak boleh menyepelekan apapun yang sedang kita pelajari. karena kegunaanya kita tidak akan pernah tahu di kemudian hari.

Oleh karena itu, saya mendapat jawaban, kenapa kita harus belajar ini dan itu. baik itu ilmu-ilmu agama atau ilmu-ilmu umum. Jawaban singkat yang saya dapatkan dari berbagai hal yang saya alami dan rasakan menyatakan bahwa, kita tidak boleh menyepelekan apapun yang dipelajari, karena pasti itu akan berguna dan bermanfaat di kemudian hari. dan kemudian kita berdoa bahwa apa yang dipelajari kita titipkan pengetahuan itu kepada Allah semata, karena Dia lah Maha pemberi ilmu pengetahuan. Bagi anda yang sedang menempuh pendidikan baik formal, in formal, maupun non formal. bertekun lah pada apa yang sedang anda hadapi, karena itu pasti bermanfaat. Namun, dengan hal belajar, kita tidak hanya bertumpu pada pendidikan di kelas saja. melainkan belajar adalah dimana saja kita berada. belajar dalam hal ini dalam koteks belajar sepanjang hayat.

Semoga artikel ini bermanfaat. indahnya berbagi ide, pengalaman dan lainnya yang bermanfaat. semoga artikel walau pun singkat, sedikit memberikan kemanfaatan sebagai tambahan wawasan. aamiiin allahumma aamiin.

wallahua'alam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline