Lihat ke Halaman Asli

Fadli Ulil

Bissmillah...

5 Alasan Kenapa Orang Malas Menggunakan Jembatan Penyeberangan

Diperbarui: 31 Juli 2018   04:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan penyeberangan. Kompas.com

Pada kesehariannya, sebagian masyarakat Indonesia kerap menggunakan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), entah untuk menuju ke tempat kerja, sekolah, tempat untuk berbelanja atau lainnya. Keberadaan JPO memang sangat dibutuhkan bagi sebagian orang yang memang setiap harinya memerlukan perlintasan ke tempat yang mereka tuju. 

Namun keberadaanya sering luput dari perhatian, baik dari pihak perusahaan pelaksana pembangunan JPO bahkan penggunanya. Pada beberapa tempat JPO sering terlihat tidak terawat, kotor dan kurang strategis sehingga mengakibatkan banyak para penyeberang jalan malas untuk menggunakannya sehingga lebih memilih untuk menerobos jalan padahal dapat beresiko tertabrak kendaraan yang sedang melintas dan dapat membahayakan baik bagi pejalan kaki maupun pengendara yang mengakibatkan kecelakaan bahkan kehilangan nyawa.

Penggunaan jembatan penyeberangan sebenarnya sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pelanggaran terhadap peraturan ini dapat dikenakan sanksi berupa tilang. 

Namun pada kenyataanya sanksi tersebut belum sepenuhnya dijalankan, terbukti masih banyak ditemukannya pejalan kaki yang berani menyeberang di sembarang tempat.

Banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa pelanggaran itu terjadi, apa saja alasannya? Berdasarkan pengalaman pribadi, cerita teman dan dari beberapa sumber pemberitaan baik media cetak maupun elektornik ditemukan beberapa poin penting mengenai hal tersebut. Semuanya akan saya rangkum dalam judul “5 Alasan Kenapa Orang Malas Menggunakan Jembatan Penyeberangan” berikut ulasannya.

1. Lokasi Tidak Strategis

Lokasi yang tidak strategis membuat para penyeberang jalan malas untuk menggunakan JPO, hal itu di sebabkan lokasi yang dituju akan lebih jauh jika di tempuh dengan menggunakan pelintasan tersebut sehingga membuat para pejalan kaki enggan untuk menggunakannya dan lebih memilih untuk menyeberang dengan cara menerobos jalan. 

Seharusnya dalam pembuatan JPO lebih mengkedepankan kebiasaan para penyeberang dalam melintasi jalan sebelum jembatan itu dibuat, sehingga keberadaannya tidak mubazir.

2. Sering terjadi Tindakan Kriminal

Sering terjadinya tindakan kriminal seperti pencopetan, penodongan dan pemerkosaan membuat JPO di sebagian daerah menjadi sepi peminat. Seperti yang dikutip dari berita online kompas.com (26/11/2016), RJ seorang karyawati yang berusia 19 tahun merupakan pejalan kaki yang menggunakan JPO di lebak bulus Jakarta Selatan, menjadi korban kejahatan asusila dan perampokan saat melintas pada hari sabtu (21/11/2015) pukul 16.30 WIB. Setelah beberapa kali terjadinya tindakan kriminal mengakibatkan jembatan perlintasan di sana menjadi sepi dari para pejalan kaki.

3. Tidak Terawat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline