Judul: Psikologi Sosial (Buku 2)
Penulis: David G. Myers
Penerjemah: Aliya Tsuyani, Lala Septiani Sembiring, Petty Gina Gayatri, Putri Nurdina Sofyan
Penerbit: Salemba Humanika
Tahun Terbit: 2012
Halaman: 388-412 (Bab 16 Psikologi Sosial dan Masa Depan yang Berkelanjutan)
"Kita sangat pandai membuat suatu kehidupan, namun sering kali gagal menjalani hidup itu sendiri. Kita merayakan kemewahan kita, namun kita kehilangan arti. Kita memuja kebebasan kita, namun kita merindukan hubungan. Dan selama bertahun-tahun, kita merasakan kelaparan spiritual." (Myers, 2000a)
Kalimat yang memiliki daya letup ketika saya membacanya, memberi efek menggebu-gebu dan menohok—tertera di halaman 402, paragraf 2. Kalimat tersebut menjadi cermin refleksi bahwa kekayaan materi tak dapat membeli kebahagiaan. Lalu apa hubungannya dengan masa depan yang berkelanjutan dan psikologi sosial?
Baik, mula-mula dalam bab 16 ini Myers datang membawa fakta bahwa secara material, penduduk bumi semakin mempunyai dan menikmati kenyamanan dari inovasi teknologi, misalnya pada tahun 1950 terdiri atas 2,5 miliar orang dan 50 juta mobil, kemudian menjadi 7 miliar orang dan 600 juta mobil. Hal tersebut pun menunjukkan adanya eskalasi populasi dan konsumsi. Yang kemudian diiringi kenyataan adanya kausalitas dengan terjadinya kerusakan lingkungan, krisis global, termasuk peningkatan panas global, misalnya penggunaan bahan bakar berdampak pada peningkatan efek rumah kaca.