Lihat ke Halaman Asli

Faidah Misbah

Mahasiswa

Teori emotional intelligence dari daniel goleman

Diperbarui: 19 Januari 2025   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional) dari Daniel Goleman

Daniel Goleman, seorang psikolog dan penulis, adalah salah satu tokoh yang paling dikenal dalam bidang kecerdasan emosional (emotional intelligence atau EI). Pada tahun 1995, Goleman menerbitkan bukunya yang berjudul Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ, yang memperkenalkan konsep kecerdasan emosional secara luas kepada publik. Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang lebih besar dalam kesuksesan hidup dan karier daripada kecerdasan intelektual (IQ) semata.

Pengertian Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)  
Kecerdasan emosional menurut Goleman adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, mengelola, dan mengatur emosi diri sendiri, serta kemampuan untuk mengenali, memahami, dan memengaruhi emosi orang lain. EI mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, mengelola stres, dan menjalani kehidupan yang lebih harmonis dalam interaksi sosial.

Dalam bukunya, Goleman mengidentifikasi lima komponen utama dari kecerdasan emosional yang dapat mengarah pada peningkatan kesejahteraan pribadi dan kesuksesan sosial. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai komponen-komponen tersebut:

 1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri pada saat-saat tertentu. Ini adalah langkah pertama dalam kecerdasan emosional, karena tanpa mengenali perasaan kita, kita tidak akan dapat mengelolanya dengan efektif. Kesadaran diri mencakup:

- Mengenali perasaan pribadi: Menyadari apa yang kita rasakan dalam berbagai situasi, baik itu kebahagiaan, kecemasan, frustrasi, atau ketakutan.
- Menilai kekuatan dan kelemahan: Mengenali kekuatan pribadi, tetapi juga memahami kelemahan atau area yang perlu ditingkatkan dalam diri.
- Menyadari dampak emosi: Mengetahui bagaimana emosi memengaruhi pikiran dan perilaku kita, serta bagaimana hal itu memengaruhi orang lain.

Individu yang memiliki kesadaran diri yang baik mampu membuat keputusan yang lebih bijaksana karena mereka tahu bagaimana perasaan mereka dapat mempengaruhi pilihan yang mereka buat.

 2. Pengelolaan Emosi (Self-Regulation)
Pengelolaan emosi adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengubah reaksi emosional yang merugikan menjadi lebih konstruktif. Komponen ini berfokus pada bagaimana seseorang mengatasi perasaan mereka, terutama dalam situasi yang penuh tekanan atau penuh konflik. Pengelolaan emosi meliputi:

- Mengendalikan impuls: Mampu menahan dorongan untuk bertindak berdasarkan emosi negatif seperti kemarahan atau kecemasan.
- Mengelola stres: Memiliki kemampuan untuk tetap tenang dan berpikir jernih dalam situasi yang penuh tekanan.
- Menjaga motivasi internal: Mempertahankan motivasi diri, bahkan ketika menghadapi hambatan atau tantangan besar.

Orang dengan pengelolaan emosi yang baik lebih mampu menghindari tindakan impulsif yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Mereka juga lebih efektif dalam menangani stres dan menghadapinya dengan cara yang sehat.

 3. Motivasi Diri (Self-Motivation)
Motivasi diri adalah kemampuan untuk mengarahkan emosi kita untuk mencapai tujuan jangka panjang. Goleman menyebutkan bahwa orang yang memiliki motivasi diri yang tinggi cenderung memiliki tingkat energi dan ketekunan yang lebih besar dalam mencapai tujuan mereka. Beberapa aspek dari motivasi diri termasuk:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline