Lihat ke Halaman Asli

Menyelamatkan Laut dengan Pendekatan Berbasis Ekosistem

Diperbarui: 18 Desember 2024   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lautan adalah aset berharga yang memberikan kehidupan bagi berbagai makhluk hidup dan miliaran manusia di bumi. Namun, kerusakan ekosistem laut akibat aktivitas manusia seperti penangkapan ikan berlebihan, polusi, dan perubahan iklim semakin mengancam keberlanjutan sumber daya laut. Untuk menjawab tantangan ini, penerapan pendekatan berbasis ekosistem menjadi langkah yang efektif dalam pengelolaan areal lautan secara berkelanjutan, sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 14.


Pendekatan berbasis ekosistem adalah metode pengelolaan lingkungan laut yang mempertimbangkan keterkaitan seluruh komponen ekosistem, termasuk hubungan antar spesies dan interaksi mereka dengan lingkungan fisik. Berbeda dengan pendekatan konvensional yang sering kali hanya fokus pada satu spesies atau satu aktivitas, pendekatan ini melihat laut sebagai sistem yang saling terhubung. Tujuannya adalah menjaga keseimbangan ekosistem sambil memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan.

Bagaimana Penerapan Pendekatan Ini?

1. Zona Konservasi Laut
Salah satu bentuk nyata penerapan pendekatan berbasis ekosistem adalah pembentukan zona konservasi laut. Di area ini, aktivitas manusia seperti penangkapan ikan atau pembangunan infrastruktur laut dibatasi atau bahkan dilarang. Hal ini memberikan waktu bagi ekosistem untuk pulih secara alami. Contoh penerapannya di Indonesia adalah Taman Nasional Laut Bunaken, di mana perlindungan habitat karang membantu menjaga populasi ikan dan spesies laut lainnya.

2. Pengelolaan Wilayah Berbasis Komunitas
Melibatkan masyarakat lokal adalah kunci sukses pendekatan ini. Di kawasan pesisir, pendekatan berbasis ekosistem diterapkan melalui pengelolaan sumber daya yang melibatkan nelayan, kelompok perempuan, dan komunitas adat. Mereka diajak berperan aktif dalam menjaga hutan mangrove, memantau populasi ikan, dan mengurangi penggunaan alat tangkap yang merusak.

3. Restorasi Ekosistem Laut
Penerapan pendekatan ini juga mencakup upaya pemulihan ekosistem yang rusak. Misalnya, rehabilitasi terumbu karang melalui transplantasi karang atau penanaman mangrove untuk mencegah abrasi pantai. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesehatan ekosistem tetapi juga menyediakan perlindungan alami bagi masyarakat pesisir dari ancaman bencana.


Dengan pendekatan berbasis ekosistem, manfaatnya dirasakan secara luas. Ekosistem laut menjadi lebih sehat, populasi ikan meningkat, dan keseimbangan lingkungan terjaga. Secara ekonomi, pendekatan ini memastikan keberlanjutan hasil laut, yang penting bagi penghidupan masyarakat pesisir. Di sisi lain, penerapan ini juga membantu mitigasi perubahan iklim dengan menjaga ekosistem seperti mangrove dan padang lamun sebagai penyerap karbon alami.


Meskipun pendekatan berbasis ekosistem menawarkan banyak manfaat, penerapannya tidak lepas dari tantangan. Dibutuhkan koordinasi yang kuat antara pemerintah, komunitas lokal, dan sektor swasta. Selain itu, pengawasan dan penegakan hukum perlu diperkuat untuk memastikan tidak ada aktivitas ilegal di area konservasi.

Melalui penerapan pendekatan berbasis ekosistem, pengelolaan areal lautan tidak hanya berfokus pada eksploitasi, tetapi juga perlindungan dan keberlanjutan. Jika dilakukan dengan konsisten, cara ini akan memastikan bahwa lautan tetap menjadi sumber kehidupan yang produktif bagi generasi sekarang dan mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline