Aku benci wanita.
Mungkin ada yang bertanya, mengapa?
Sudahlah, tak payah kuhabiskan setiap detik tuk pikirkan gundik Darmadasy itu.
Singkatnya, Aku benci wanita.
Kenapa? -Tanyanya dengan kukuh.
Terpaksa kujawab:
Karena kebiasaan buruknya selalu memaksaku berkilah di hadapan rembulan.
Ia sering menitip asa namun tak amuh mengambilnya lagi.
Ia senang menyayat raga ini, dan tak serau membalutnya dengan garam, tapi apa yang ia lakukan? Selembar kapas putih nan berayun di atas kotak yang diterpa angin musim panas itu ia gunakan tuk mengusap sahara nan bertengger di wajahnya yang angkuh.