Banyak ungkapan (idiom) yang menyatakan bahwasannya "buku adalah jendela dunia." Hal tersebut sangatlah keliru. Mari kita buktikan kekeliruan ungkapan tersebut.
Ada sebuah cerita yang menjelaskan seorang pemuda yang datang dari desa menuju kota. Pemuda tersebut menyaksikan banyak penduduk kota yang sibuk dengan benda berisi tulisan (buku). Ia pun mencoba memperhatikan satu persatu orang yang sedang membaca tersebut. Kebetulan orang yang sedang membaca buku tersebut didominasi oleh orang yang berkacamata. Sehingga pemuda tersebut berasumsi bahwasannya "jika saya menggunakan kacamata, maka saya pun akan dapat membaca seperti mereka."
Karena asumsi tersebut, lalu pemuda tersebut datang kepada penjual toko kacamata yang tidak jauh dari orang yang sedang membaca. Pemuda itu mencoba semua kacamata yang terdapat di toko tersebut seraya berkata "semua kacamata ini tidak berfungsi." Sontak saja penjaga toko merasa heran dan tidak percaya.
Pada akhirnya, penjaga toko itu mencoba sendiri kacamata yang sudah dicoba oleh pembelinya itu. Penjaga toko pun berkata "ini bisa kok." Kemudian pemuda itu memberitahu masalahnya "saya membeli kacamata supaya bisa membaca seperti mereka" sembari menunjukkan pandangannya kepada orang-orang yang sedang membaca tersebut.
Sontak saja pemilik toko tersebut tertawa terbahak-bahak mendengar hal tersebut seraya berkata "wahai pemuda, kacamata itu digunakan untuk membantu pengelihatan agar lebih baik dan bukan untuk membuatmu bisa membaca, kalau kau hendak bisa membaca maka kau harus memulainya dengan mempelajari huruf-huruf dan selajutnya kau bisa mengeja dan mengerti bacaan dibuku yang kau maksudkan.
Dari hal tersebut kita dapat memahami bahwasanya ada orang yang dapat melihat namun hakikatnya buta. Sehingga, melihat tidak sebagaimana yang orang awam pahami, namun lebih dari itu. Sehingga inilah bukti jika buku bukanlah jendela dunia, melainkan kemampuan membaca yang di mana bahasa merupakan kunci untuk memperoleh pengetahuan dan bukan buku.
Fahrul Rozi, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H