Lihat ke Halaman Asli

Fahrul Rizal bin Iskandar

Peminat Sejarah Kuno

Ketika yang Muda Memberi Teladan, Kesantunan Mahasiswa Pelindung Hutan Lindung

Diperbarui: 12 April 2019   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa dan Aparat Pengamanan selesai salat (Foto: dok.pri)

Tulisan ini sejatinya bukan untuk membahas isu yang sempat membuat satu bagian ruas Jalan Teuku Nyak Arief tertutup akibat menumpuknya para mahasiswa. Sejak Selasa yang lalu (9 April) hingga hari Rabu mereka terus mengupayakan agar aspirasi masyarakat yang terdampak akibat dikeluarkannya izin operasi produksi itu didengarkan langsung oleh Plt. Gubernur Aceh sekarang.

Menurut pengakuan pihak demonstran, mereka telah sembilan kali meminta agar dapat bertemu langsung dengan orang nomor satu di Aceh saat ini tapi selalu kandas. Penolakan atas keberadaan penambangan emas yang dimaksud bukannya tidak berdasar, karena sesuai dengan keterangan resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ternyata ada lebih dari 6 hektar area operasi produksi yang belum memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) padahal berada dalam kawasan hutan lindung.

Memang sempat terjadi gesekan dengan aparat pengamanan di hari pertama aksi, tapi para mahasiswa ini tetap menunjuk sikap santun dan menghormati aparat pengamanan yang notabene lebih tua dari mereka. Tampaknya adik-adik mahasiswa ini lebih dewasa dalam wawasan politiknya dibandingkan dengan usianya.

Foto: facebook.com/Munawar AR

Namun yang menjadi menarik sebenarnya bukan saja dari sisi kepedulian anak-anak muda Aceh ini pada lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan bagi daerahnya. Tetapi cara mereka memperjuangkan sesuatu yang diyakini benar dengan cara yang pantas. Karena kebenaran yang ditegakkan dengan cara yang salah akhirnya hanya akan menjadi kemungkaran yang baru.

Mahasiswa dan Polisi saling bersalaman dan berpelukan dalam aksi (Foto: facebook.com/Munawar AR)

Di lapangan, para mahasiswa dengan jaket almamaternya kebanggaannya terus menyampaikan aspirasi. Bersisian dengan aparat pengamanan yang terus berjaga-jaga agar aksi tak berujung anarkis.

Tapi ketika azan berkumandang, kedua belah pihak yang saling berhadap-hadapan ini sepakat menghentikan sejenak aktifitasnya dan bersama-sama melangkahkan kaki ke Surau Kantor Gubernur Aceh itu. Unik, dan begitu menyejukkan hati. Benar-benar goresan sejarah baru aksi mahasiswa, khususnya di Aceh.

Dalam Surau itu mereka berdiri saling berdampingan, berusaha membentuk saf yang sempurna untuk menunaikan kewajiban mereka pada ilahi. Begitulah seharusnya, teladan bagi semua pihak akan makna budaya politik dalam demokrasi. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline