Lihat ke Halaman Asli

Fahrul Rizal bin Iskandar

Peminat Sejarah Kuno

Jajanan Pinggir Jalan buat Jamaah Jumatan

Diperbarui: 8 Maret 2019   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pri

Jumat di Mesjid Baitul Musyahadah adalah sesuatu yang istimewa bagi kami. Walaupun sekarang status KTP sudah tidak lagi menjadi warga Geuceu, tapi pengalaman selama lima tahun tinggal di Geuceu Iniem saat masih usia SD adalah asal usul ikatan batin kami dengan mesjid ini.

Nama resminya memang Baitul Musyahadah, tapi lebih dikenal sebagai Mesjid Meuketop karena arsitektur kubahnya menyerupai Kupiah Meuketop ala bangsawan ataupun Sultan Aceh.

Dok.pri

Masih terkenang walau agak samar-samar tentang keadaan mesjid di awal masa pembangunannya, ketika itu usia kami kurang lebih masih 7 tahunan. Penjaja makanan ketika Jumaatan memang sudah saat itu, tapi variasi menu jajanan sekarang tentu terasa lebih meriah.

Dok.pri

Dok.pri

Dulu pilihannya terbatas pada jenis es-esan, maksudnya seperti es gogo, es lilin, es serut, dan es krim. Atau bakso-baksoan, misalnya bakso mas A, bakso pak de B, dsb, yang sulit dibedakan ciri khas rasanya.

Dok.pri

Sekarang dagangannya sudah punya kekhasan masing-masing, mulai dari minuman sari-sarian hingga dawetan, makanan seperti batagor, tahu aceh, atau sekedar buah segar.

Dok.pri

Dok.pri

Jadi ketika jamaah datang di awal waktu sebelum adzan dikumandangkan, tak heran jika kebanyakan tidak langsung masuk dan beritikaf di dalam mesjid. Terlebih dahulu menikmati jajanan unik yang menantang untuk dilumatkan dengan geraham. Atau sedekat menggigit sepotong semangka sebelum mengambil air wudhu. Tak terkecuali juga kami di setiap kesempatan apabila Jumatan di Baitul Musyahadah.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline