Kota Madani merupakan sebutan lain bagi Banda Aceh, istilah yang digunakan oleh Ibu Illiza Sa'adaduddin Djamal sewaktu memimpin kota ini, yang menggambarkan cita-cita dari penghuni kota tersebut untuk hidup penuh kasih sayang, saling membantu, dan saling memaafkan. Impian yang sangat realistis bila berpatokan pada budaya untuk saling memberi makan yang sudah mengakar pada masyarakat Banda Aceh.
Hal ini mengingatkan kita bahwa diantara nasehat yang pertama kali disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika tiba di Madinah adalah perintah untuk menebarkan salam dan memberi makan. Sebagai masyarakat Islam tentunya budaya penduduk Banda Aceh sangat dipengaruhi nilai dan norma Islami tersebut.
Dan jangan berpikir bahwa yang akan memberi makan itu adalah dari golongan kaya dengan kehidupan mewahnya, tapi kebanyakan hidangan yang tidak dapat dihindari itu justru disajikan oleh mereka yang keadaan ekonominya biasa-biasa saja.
Seperti halnya pada malam ini, setelah shalat maghrib seperti biasa saya hendak beranjak pulang kembali ke rumah. Tapi rupanya Ustadz Jufri yang profesinya sebagai guru sekolah dasar itu sejak sore tadi bersama istrinya sudah mempersiapkan hidangan makan malam bagi jamaah maghrib Mushalla Darul Hikmah, Punge Blang Cut.
Kontan saja rencana untuk tidak makan malam lagi menjadi berantakan. Maklumlah, dengan tinggi badan hanya 169 cm maka berat badan sebesar 92 kg adalah sebuah masalah tersendiri buat saya. Kalau delapan tahun yang lalu ukuran celana nomor 36 masih muat maka sekarang untuk nomor 40 pun sudah mulai terasa ketat.
Tetapi apa boleh buat, kalau sudah berhadapan dengan kuliner lokal apalagi ayam masak Aceh seperti yang dihidangkan oleh Ustadz Jufri kali ini maka jangan harap keteguhan hati akan memenangkan pertarungan antara keinginan dan kebutuhan makan ini. Faktanya memang banyak wisatawan bahkan penduduk lokal yang bersedia merogoh dalam-dalam koceknya untuk sekedar menikmati khazanah kuliner Aceh di restoran-restoran Banda Aceh yang ternama. Bukankah itu sudah cukup menjadi bukti akan kelezatan dan cita rasa makanan Aceh yang sulit untuk diabaikan?
Walau bagaimana pun akhirnya harus diakui, latihan interval training tadi pagi dengan sepeda statis selama 20 menit tidak mampu mengimbangi asupan kalori malam ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H