Lihat ke Halaman Asli

Fahrul Nurkolis

Scientist ¦ Nutrition and Health Sciences Communicator

PKM Dosen Universitas Sam Ratulangi - Kelompok Pengolahan Sampah Eco-Friendly!

Diperbarui: 6 Oktober 2022   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan PKM (Dokumentasi Pribadi Penulis)

PKM KELOMPOK PENGOLAH SAMPAH DI KELURAHAN TINGKULU KECAMATAN WANEA KOTA MANADO

Membudayakan cara pembuangan sampah yang baik mulai dari lingkungan rumah hingga ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan menggunakan kantong / box sampah dan gerobak sampah terpisah antara sampah organik dan non organik. 

Menata tempat pembuangan sampah (TPS) menjadi pusat pemanfaatan sampah organik dan non-organik secara maksimal sampah organik diolah menjadi kompos dan menjadikan sampah non organik menjadi bahan baku untuk diolah menjadi bahan daur ulang (kertas, kaca, plastik dsb.) atau produk consumer goods, handycraft, biogas dan sebagainya, sehingga memotong mata rantai distribusi sampah dari TPS ke TPA, karena sampah (khususnya sampah organik) habis di olah di TPS.

Dua dosen asal Universitas Sam Ratulangi, Kota Manado melakukan kegiatan PKM, yaitu Novie R.A. Palar, S.Sos. M.Si dan Dr. Joice J.I. Rompas, S.Pt., M.Si.

Adapun metode pelaksanaan yang akan di terapkan pada Program Kemitraan Masyarakat yakni memberikan penyuluhan/pelatihan  dan penyadaran.  Tujuan metode ini ialah untuk menyadarkan masyarakat tentang perlunya mengolah sampah yang didaur ulang, kerajinan tangan yang berkualitas sehingga sampah tidak merusak lingkungan. Kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut:

 1. Penyuluhan 


Penyuluhan disampaikan kepada masyarakat melalui kelompok pengolah sampah di kelurahan Tingkulu  meliputi: 

  • Cara pembuangan sampah yang baik mulai dari lingkungan rumah hingga ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan menggunakan kantong / box sampah dan gerobak sampah terpisah antara sampah organik dan non organik. 
  • Menata tempat pembuangan sampah (TPS) menjadi pusat pemanfaatan sampah organik dan non-organik secara maksimal sampah organik diolah menjadi kompos dan menjadikan sampah non organik menjadi bahan baku untuk diolah menjadi bahan daur ulang (kertas, kaca, plastik dsb.) atau produk consumer goods, handycraft, biogas dan sebagainya, sehingga memotong mata rantai distribusi sampah dari TPS ke TPA, karena sampah (khususnya sampah organik) habis di olah di TPS. 
  • Kebersihan sarana pengolahan dan lingkungannya mempengaruhi mutu dan keamanan produk sampah yang di daur ulang.
  • Penangganan sampah yang masih bisa dimanfaatkan untuk menjadi produk yang dapat dikomersialkan.
  • Aspek Pemasaran : Permintaan, Penawaran, Analisa Peluang Pasar dan Persaingan. 
  • Aspek manajemn : Asumsi dan Parameter Analisis Keuangan.

2.Pelatihan 

Sebelum pelatihan mengetahui dinformasikan kepada masyarakat tentang pengolahan sampah secara umum yang merupakan proses transformasi sampah baik secara fisik, kimia maupun biologi. Masing masing dari proses transformasi tersebut adalah :

1.Transformasi fisik. Perubahan sampah secara fisik melalui beberapa metoda atau cara yaitu : 

Pemisahan komponen sampah: dilakukan secara manual atau mekanis, Sampah yang bersifat heterogen dipisahkan menjadi komponenkomponennya, sehingga bersifat lebih homogen. Langkah ini dilakukan untuk keperluan daur ulang. Demikian pula sampah yang bersifat berbahaya dan beracun (misalnya sampah laboratorium berupa sisa-sisa zat kimia) sedapat mungkin dipisahkan dari jenis sampah lainnya, untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan khusus. 

Mengurangi volume sampah dengan pemadatan atau kompaksi: dilakukan dengan tekanan/kompaksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menekan kebutuhan ruang sehingga mempermudah penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan. Reduksi volume juga bermanfaat untuk mengurangi biaya pengangkutan dan pembuangan. Jenis sampah yang membutuhkan reduksi volume antara lain: kertas, karton, plastik, kaleng. 

Mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan. Tujuan hampir sama dengan proses kompaksi dan juga bertujuan memperluas permukaan kontak dari komponen sampah.


2.Transformasi Kimia. Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan menggunakan prinsip proses pembakaran atau insenerasi. Proses pembakaran sampah dapat didefinisikan sebagai pengubahan bentuk sampah padat menjadi fasa gas, cair, dan produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan energi panas. 


3. Proses pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan komposisi sampah yaitu : 

- Nilai kalor dari sampah, dimana semakin tinggi nilai kalor sampah maka akan semakin mudah proses pembakaran berlangsung. Persyaratan nilai kalor adalah 4500 kJ/kg sampah agar dapat terbakar.                                                                                                                                  - Kadar air sampah, semakin kecil dari kadar air maka proses pembakaran akan berlangsung lebih mudah.
- Ukuran partikel, semakin luas permukaan kontak dari partikel sampah maka semakin mudah sampah terbakar.
- Cara atau metoda untuk membuat kompos adalah proses komposting. Proses komposting ini merupakan proses dengan memanfaatkan proses biologis yaitu pengembangan massa mikroba yang dapat tumbuh selama proses terjadi Proses komposting ini merupakan proses dengan memanfaatkan proses biologis yaitu pengembangan massa mikroba yang dapat tumbuh selama proses terjadi. Metoda ini adalah proses biologi yang mendekomposisi sampah (terutama sampah organic yang basah) menjadi kompos karena adanya interaksi kompleks dari organisme yang terdapat secara alami.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline