Lihat ke Halaman Asli

Fahrul Nurkolis

Scientist ¦ Nutrition and Health Sciences Communicator

Pangan Fungsional? Fakta yang Harus Kamu Tahu!

Diperbarui: 31 Januari 2021   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay (Stunning free images & royalty free stock)

Dalam beberapa tahun terakhir, pangan fungsional telah mendapatkan popularitas dalam lingkaran kesehatan dan kebugaran. Juga dikenal sebagai nutraceuticals, pangan fungsional sangat bergizi dan dikaitkan dengan sejumlah manfaat kesehatan yang baik. Misalnya, mereka dapat melindungi dari penyakit, mencegah kekurangan nutrisi, dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang baik.

Dalam artikel kali ini akan membahas all about pangan fungsional serta potensi penggunaannya.

Apa itu pangan fungsional?

Pangan  fungsional merupakan bahan yang menawarkan manfaat kesehatan yang melampaui nilai gizinya. Beberapa jenis mengandung suplemen atau bahan tambahan lainnya yang dirancang untuk meningkatkan kesehatan atau bekerja spesifik dalam pencegahan penyakit, seperti meningkatkan imunitas tubuh.

Sebenarnya, konsep pangan fungsional ini berasal dari Jepang pada 1980-an ketika lembaga pemerintah mulai menyetujui pangan dengan manfaat yang terbukti dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat umum. Beberapa contoh termasuk pangan yang diperkaya dengan vitamin, mineral, probiotik, atau serat. Bahan kaya zat gizi seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian juga sering dianggap sebagai pangan fungsional.
Oat, misalnya, mengandung sejenis serat yang disebut beta-glukan, yang telah terbukti mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatkan kesehatan jantung (sumber).

Demikian pula, buah-buahan dan sayuran dikemas dengan antioksidan dan senyawa bioaktif lainnya, yang merupakan senyawa bermanfaat yang membantu melindungi dari berbagai penyakit (sumber).

Contoh pangan fungsional

Pangan fungsional umumnya dipisahkan menjadi dua kategori: konvensional dan modifikasi (modern).

Pangan konvensional adalah makanan alami yang kaya akan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, antioksidan, dan asam lemak yang baik dan menyehatkan jantung.

Sementara itu, pangan fungsional yang dimodifikasi telah melalui fortifikasi dengan bahan tambahan, seperti vitamin, mineral, probiotik, atau serat, untuk meningkatkan manfaat kesehatan suatu makanan.

Berikut beberapa contoh pangan fungsional konvensional:

1. Buah-buahan: beri, kiwi, pir, persik, apel, jeruk, pisang, nanas
2. Sayuran: brokoli, kembang kol, kangkung, bayam, zucchini
3. Kacang: almond, kacang mete, pistachio, kacang macadamia, kacang Brazil
4. Biji: biji chia, biji rami, biji rami, biji labu
5. Kacang-kacangan: kacang hitam, buncis, kacang navy, lentil
6. Biji-bijian utuh: oat, barley, buckwheat, beras merah, couscous
7. Pangan laut: salmon, sarden, teri, mackerel, cod
8. Pangan fermentasi: tempe, kombucha, kimchi, kefir, sauerkraut
9. Herbal dan rempah-rempah: kunyit, kayu manis, jahe, cabai rawit
10. Minuman: kopi, teh hijau, teh hitam

Berikut beberapa contoh pangan fungsional yang dimodifikasi:

1. Jus yang diperkaya dengan berbagai varian formulas, seperti buahh yang dicampur yogurt
2. Produk susu yang diperkaya, seperti susu dan yogurt
3. alternatif susu yang diperkaya, seperti almond, beras, kelapa, dan susu jambu mete
4. biji-bijian yang diperkaya, seperti roti dan pasta
5. sereal dan granola yang diperkaya
6. telur yang diperkaya dengan penambahan berbagai bahan seperti daun bawang, dll

Potensi Manfaatnya?

Pangan fungsional dikaitkan dengan beberapa manfaat kesehatan yang potensial, seperti mencegah kekurangan nutrisi serta pangan fungsional biasanya kaya akan nutrisi penting, termasuk vitamin, mineral, lemak sehat, dan serat. Mengisi diet kamu dengan berbagai pangan fungsional ⁠— termasuk pangan konvensional dan pangan yang diperkaya⁠, dapat membantu memastikan kamu mendapatkan nutrisi yang kamu butuhkan dan melindungi dari kekurangan nutrisi, loh sobat kompasiana!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline