Lihat ke Halaman Asli

Fahrul Ghani Muhaimin

Departemen Biologi, Universitas Negeri Malang

Mengungkap Keanekaragaman Semut di Hutan Sumatera Barat

Diperbarui: 20 Desember 2023   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. Peneliti dari Universitas Negeri Padang (Rijal Satria), B. Universitas Andalas (Robby Jannatan), C. Universitas Negeri Malang (Sofia Ery Rahayu) Dokpri

Semut merupakan serangga Hymenoptera familia Formicidae yang bersifat eusosial dan penyebarannya cukup luas. Semut dapat ditemukan di semua habitat darat dari daerah tundra hingga kawasan hutan hujan di daerah katulistiwa, mulai dari dalam tanah sampai di ujung pohon tertinggi. Propinsi Sumatera Barat masih banyak kawasan yang mendukung kehidupan semut termasuk kawasan hutan yang ada.  

Semut merupakan serangga yang sering terabaikan karena perannya tidak bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Akan tetapi sebenarnya semut memiliki peranan yang besar dalam ekosistem. Semut merupakan bioindikator kualitas suatu hutan. Kemampuan semut dalam menguraikan bahan organik sehingga semut berkaitan dengan siklus biogeokimia seperti siklus nitrogen dan karbon. Semut sangat sensitive terhadap perubahan mikro dan struktur habitat sehingga semut cepat tanggap terhadap perubahan lingkungan. Peranan lain dari semut yaitu sebagai predator dalam mengendalikan hama dan membantu dalam penyerbukan tanaman.

Penelitian tentang keanekaragaman semut di kawasan hutan Indonesia masih perlu terus dikembangkan.  Penelitian semut di daerah Sumatera Barat telah dilakukan oleh beberapa peneliti, namun belum semua kawasan telah diteliti. Untuk itu penelitian semut di hutan Sumatera menjadi daya tarik peneliti bidang serangga untuk melengkapi data penelitian semut yang telah dilakukan di hutan Sumatera Barat. Kegiatan penelitian tersebut didukung melalui Penelitian Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) tahun 2023 yang melibatkan 3 peneliti dari Universitas Negeri Padang (Rijal Satria), Universitas Andalas (Robby Jannatan), dan Universitas Negeri Malang (Sofia Ery Rahayu). Adanya kerjasama antar perguruan tinggi yang terlibat dalam penelitian akan memperkuat hasil yang diperoleh dari penelitian ini.

Pengambilan sampel penelitian dilakukan di hutan Sumatera Barat termasuk hutan yang terletak di Pulau Nias. Pelaksanaan penelitian ini juga melibatkan mahasiswa, sehingga menambah pengalaman dan ketrampilan mahasiswa dalam pengelolaan sampel hewan khususnya serangga semut.

D-F. Proses pengambilan sampel semut dari hutan dan preparasinya (Dokpri)

Hasil penelitian yang telah dilakukan telah ditemukan beberapa genus semut yang ditemukan di hutan Sumatera Barat diantaranya genus Syscia, Myopias, dan Lioponera. Data genus semut tersebut menambah data penemuan semut yang sudah ditemukan di daerah Sumatera Barat sebelumnya diantaranya genus Dolichoderus, Tapinoma, Tetramorium, Polyrachis, Solenopsis, Colobopsis, Nylanderia, Camponotus, Pheidole, dan Odontomachus. Data genus semut yang ditemukan di daerah Sumatera Barat tersebut semakin menambah data diversitas semut yang ada di Indonesia yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar manajemen konservasi suatu habitat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline