Indonesia tergolong negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Tumbuhan yang ada di Indonesia sekitar 30.000 jenis, 7.000 di antaranya berkhasiat obat yang dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional. Indonesia juga memiliki banyak etnis yang menyimpan sejumlah pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan sebagai obat.
Masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu sudah banyak menggunakan atau memanfaatkan tanaman sebagai alternatif pengobatan untuk berbagai macam penyakit. Bagian tanaman yang dimanfaatkan untuk bahan pengobatan tradisional oleh masyarakat antara lain daun, bunga, buah, batang, bahkan juga akarnya. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK yaitu melakukan budidaya tanaman obat keluarga di sekitar rumah.
Kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) termasuk salah satu kelompok masyarakat yang berperan penting dalam pembangunan masyarakat. Pembangunan masyarakat tidak hanya dalam kemandirian pangan, tetapi juga dalam kemandirian kesehatan melalui pembudidayaan dan pemanfaatan tanaman obat keluarga.
Peningkatan keterampilan ibu PKK dalam memafaatkan tanaman obat keluarga dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan. Pelatihan tersebut diberikan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Biologi FMIPA UM yang diketuai oleh ibu Sofia Ery R. Materi pelatihan yang diberikan oleh Tim Pengabdian Masyarakat tersebut pembuatan salep berbahan dasar daun sirih merah.
Pelaksanaan pelatihan dilakukan pada bulan Oktober 2022. Pada saat pelaksanaan pelatihan tetap memperhatikan protokol kesehatan yaitu memakai masker dan jumlah peserta sekitar 20 orang. Para peserta sangat aktif dan antusias dalam mengikuti pelatihan. Hal ini dikarenakan para peserta belum pernah mengolah daun sirih merah menjadi produk berupa salep yang menunjang kesehatan kulit. Daun sirih merah memiliki manfaat untuk pengobatan gatal-gatal di kulit dan bisul. Biasanya masyarakat memanfaatkannya daun sirih merah dalam bentuk daun segar. Harapannya dengan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FMIPA UM maka peserta dapat mengembangkan tanaman obat keluarga yang ada di sekitar rumah menjadi produk kesehatan untuk menunjang program kemandirian kesehatan.