Tradisi Takbir Keliling (Tarling) kembali semarak menyemarakkan malam kemenangan bagi umat muslim di berbagai penjuru daerah di Indonesia, salah satunya di Desa Kutuk, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Tahun ini, acara tersebut kembali menjadi sorotan publik karena kemegahan dan kemeriahannya yang sangat luar biasa. Ribuan warga desa dan masyarakat sekitar yang tergabung ke dalam beberapa delegasi tumpah ruah ke jalanan untuk berpartisipasi dan menyaksikan pawai takbir yang super meriah ini. Tak seperti takbir keliling pada umumnya, tarling di Desa Kutuk ini menghadirkan perpaduan unik antara tradisi keagamaan dan hiburan modern.
Perpaduan unik itu tecermin dari kehadiran berbagai bentuk mainan hiasan, pesta kembang api dan sound system "horeg" yang mengiringi jalannya tradisi Tarling di desa ini.
Kumandang takbir yang dipadukan dengan bentuk-bentuk hiasan berukuran cukup besar dengan berbagai lampu warna warni yang menghiasinya, kemeriahan pesta kembang api mewah yang menghiasi langit malam dengan cahaya warna-warninya dan ditambah dentuman sound system "horeg" yang menggelegar membuat semakin semarak suasana malam takbiran di Desa Kutuk.
Pesta kembang api mewah ini seolah menjadi ciri khas dari Takbir Keliling Desa Kutuk, sebab sudah sejak beberapa tahun terakhir banyak orang yang mengetahui bahwa kegiatan Tarling di desa ini dikenal menghabiskan dana yang sangat besar.
Bila bertanya tentang siapa yang menjadi penggagas diadakannya pesta kembang api mewah dan sound system "horeg" ini, dikatakan bahwa tidak ada pihak yang benar-benar menjadi pencentus pertama kalinya, hanya saja kegiatan ini berasal dari inisiasi para pemuda setempat yang memang suka akan hal-hal yang bersifat kekinian meskipun untuk melaksanakan hal-hal tersebut harus merogoh kocek yang cukup besar, selain itu juga ditambah banyaknya yang merantau ke luar daerah dan mengadopsi budaya yang mereka temui di sana.
"Yang mengawali pertunjukkan pesta kembang api dan sound horeg itu sebetulnya tidak ada yang mengawali, Cuma memang di kutuk itu pemudanya Alhamdulillah selalu aktif mengenai masa-masa atau tradisi kekinian, seperti saat dulu mengenai kembang api itu ya saat Saya masih kecil belum ada seperti itu. Namun, seiring berjalannya waktu karena pemuda desa kutuk itu mayoritasnya hampir 40% itu perantau sehingga mereka tentu sudah biasa meliat gemerlapnya pesta kembang api di Jakarta, Bali, dan kota-kota besar lainnya yang kemudian diadopsi dari situ dan dibawa ke desa kutuk. Oleh karena itu, bisa dikatakan untuk pencetus awalnya tidak ada", ucap Irham, selaku Koordinator Pelaksana Takbir Keliling Desa Kutuk 2024 saat ditemui di kediamannya.
Di sisi lain, untuk sound system sebetulnya sudah dari lama penggunaannya, dulunya para warga masyarakat menyewa sound-sound biasa dari milik warga desa sendiri maupun dari desa lain, sementara keberadaan sound system "horeg" dari luar daerah ini pun ternyata baru eksis di gelaran Takbir Keliling Desa Kutuk dua tahun terakhir ini. alasan mendatangkan sound-sound "horeg" ini karena berbeda dengan jenis sound system biasa, sound system "horeg" diketahui memiliki bandrol sewaan yang cukup tinggi karena mampu menghasilkan suara yang sangat keras dan berdentum, ditambah juga keviralannya pada saat masa Pemilu 2024 kemarin ini ternyata beberapa sound horeg turut serta ambil bagian dalam keriuhannya sehingga dorongan untuk menghadirkan sound-sound horeg ini pun menjadi semakin besar.
"Mengenai sound horeg itu muncul awalnya sudah dua tahunan ini, mulai tahun 2023 sampai 2024 ini. itu hampir mayoritas di desa kutuk itu menyewa sound dari jawa timur. Sebelum itu memang sudah ada sound-sound lokal dari lintas tetangga-tetangga desa. Namun memang kembali tadi, melihat pemuda-pemuda yang mengetahui hal-hal yang saat ini viral, yakni sound horeg di Jawa Timur. Dari situ maka didatangkanlah ke desa kutuk dengan jika kita melihat dan mendengar nominal biayanya ya sangat fantastis sampai ada yang 55 juta, 40 jt, apalagi kemarin ditambah viralnya lagi pada saat pemilu 2024 ini karena ternyata beberapa sound horeg itu pendukung-pendukung dari Paslon 02 sehingga semakin menambah geliatnya untuk mendatangkan sound horeg dari Jawa Timur", tambah Irham.
Di Desa Kutuk, untuk pesta kembang api sendiri berlangsung di satu tempat yakni lapangan desa dengan durasi pertunjukkan yang cukup lama, hampir setengah jam. Selain itu, adanya bentuk-bentuk mainan hiasan dan sound system horeg yang ikut serta diarak mengelilingi desa membuat citra mewah pun sangat kental pada tradisi takbir keliling desa ini. Dijelaskan kembali bahwa delegasi yang turut serta mengikuti tarling Desa Kutuk ini berjumlah 20 delegasi yang terdiri dari 3 masjid dan 17 musala sehingga bila menilik total biaya yang dikeluarkan dalam menyelenggarakan acara ini hampir mencapai 1,2 Miliar.
Kemarin di tahun 2023 itu durasi waktunya 30 menit, nah pada tahun 2024 ini kemarin itu memang sedikit Saya batasi karena itu salah satu intruksi dari bapak Kapolsek untuk mengingat waktu supaya takbiran keliling itu jangan sampai larut malam, harapannya jam 12 itu sudah selesai. Kemarin saya batasi waktunya itu kisaran 20 menit dan Alhamdulillah kemarin itu sudah selesai sudah habislah kembang apinya itu. Dan kalo kita melihat nominal per delegasi, di desa kutuk itu terdapat 20 delegasi (3 masjid dan 17 mushola) yang bila kita ambil rata-rata itu per delegasinya untuk sewa soundnya itu sekitar 45 jt-an, selain itu juga terdapat mainan dan kembang api berarti bila kita ambil perputaran uang pada malam itu di desa kutuk kurang lebih sekitar 1,2 M", jelas Irham lagi.