Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fahrizal Aziz

Penulis, Blogger

Menanam Harus Kembali Menjadi Tradisi

Diperbarui: 30 November 2021   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siwa kelas 1 sedang menanam sayur. Dok/pribadi

Jumat, 26 November 2021, Relawan Pemuda Peduli Perempuan dan Anak (RP3A) berkunjung ke MI Al Maarif, Ngadri, Binangun, Kabupaten Blitar.

Sekolah yang dikelola Lembaga Islam Baitun Naim tersebut masih memiliki tanah yang luas, serta kebun yang asri di dekat kantin.

RP3A datang ke sekolah tersebut dalam rangka Festival Kaum Muda untuk Iklim dan Kemanusiaan. Tak kurang dari 100 bibit ditanam mulai dari bibit pohon, sayuran hingga tanaman obat.

Anak-anak begitu antusias mengikuti agenda ini, mereka diperkenalkan macam-macam jenis tanaman, cara menanam hingga dampak perubahan iklim jika pohon semakin habis ditebangi.

Tradisi menanam pohon

Aksi simbolik menanam pohon. Dok/pribadi


Dari cerita masyarakat, menanam pohon sudah jadi tradisi orang Jawa, termasuk di Blitar. Tidak hanya pohon, namun juga tanaman untuk keperluan konsumsi dan pengobatan.

Misalnya, rumah-rumah zaman dulu selalu ada pohonnya, terutama di bagian depan. Pohon-pohon yang biasa ditanam adalah Rambutan, Mangga, Blimbing dan Jambu.

Keberadaan pohon itu dipercaya sebagai tatanan rumah, sekadar iyup-iyup (peneduh) atau agar menjadi tempat singgah burung prenjak hingga agar membuat tamu nyaman.

Di pekarang samping juga ada tanaman untuk keperluan konsumsi dan pengobatan.

Cerita ini mungkin hanya disampaikan secara turun temurun via lisan, belum sempat "disakralkan" sebagai naskah akademik atau dijadikan dasar pelestarian tradisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline