Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fahrizal Aziz

Penulis, Blogger

Bincang Buku: Dari Amerika Kurindukan Ka'bah

Diperbarui: 10 September 2019   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Buku berjudul Dari Amerika Kurindukan Ka'bah, adalah sebuah catatan reflektif dari Intelektual Indonesia Pradana Boy ZTF. Buku itu menuliskan pengalamannya mengunjungi 7 negara bagian, 17 kota, dan 7 Universitas di Amerika Serikat.

Dengan bahasa yang renyah nan mengalir, Pradana menuangkan apa yang ditemuinya selama mengikuti Study of the U.S. Institute yang diadakan U.S Department of State/Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Buku itu dibedah pertama kali di Gazebo Literasi Malang (6/9), dan saya berkesempatan hadir malam itu, sekaligus mengunjungi kota dingin yang pernah selama tujuh tahun saya tinggali tersebut.

"Berawal dari undangan makan malam oleh Konjen Amerika Serikat di Surabaya, lalu saya diundang untuk mendaftar program ini. Jadi untuk mengikuti program ini harus diundang untuk mendaftar," Jelasnya, mengawali bincang buku.

dokumentasi pribadi

Buku tersebut berisi 18 catatan yang bisa dibaca secara acak, tidak harus urut dari nomor 1 dan seterusnya. Sementara judulnya sendiri diambil dari catatan nomor 2.

"Awalnya berjudul Kiblat Refleks, jadi waktu tiba di sana, saat sholat secara refleks saya menghadap ke barat. Baru pada rakaat kedua saya ingat, kalau saya sedang di Amerika," Tuturnya.

Jika dari Amerika Serikat, kiblat yang paling dekat tentu menghadap ke timur. Namun karena kebiasaan di Indonesia, kiblat menghadap ke barat dan agak bergeser ke utara.

Selain cerita tentang kegiatan tersebut, Pradana Boy juga menceritakan pengalaman lainnya di luar agenda resmi, seperti menemui Imam Shamsi Ali di Masjid New York, berbincang tentang agama dengan peserta dari Laos, Thailand, dan Kamboja, hingga ajakan untuk ikut pesta musim panas dengan minum bir dan anggur.

Saya pun bertanya tentang kampus-kampus besar di sana, yang sepertinya menyebar di berbagai pelosok negara bagian, termasuk di kota Amherst.

"Bedanya dengan Indonesia, jika ada istilah State university, semuanya dibiayai pemerintah pusat. Di U.S, state university itu dibiayai negara bagian, bukan negara federal. Uniknya, di sana negara bagian bisa memiliki aturan yang berbeda dengan pemerintah federal," Jawabnya.

Di Amerika Serikat ada 50 negara bagian, di bawah negara federal. Presiden negara federal saat ini adalah Donald Trump.

Saya pun juga bertanya tentang Ibukota Amerika Serikat, Washington D.C, yang sepertinya kalah pamor dengan New York.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline