Pilpres sudah dilakukan pada 14 Februari lalu. Namun, salah satu paslon sudah mendeklarasikan kemenangannya Hasil perhitungan suara versi hitung cepat memang membuktikan bahwa paslon no 2 menang dengan persentase 57,63% Menurut Charta Politika Indonesia.
Yang akan penulis bahas kali ini sebenarnya bukan untuk membahas lebih jauh soal "Hajatan Politik" yang sudah berlangsung kemarin. Penulis akan membahas dari segi sudut pandang gaya komunikasi capres no.2 yang menurut penulis agak berbeda dari capres 1 & 3.
Menurut penulis, gaya komunikasi capres no 2 itu to the point dan tepat sasaran ke para target audiens. Faktanya bagi beberapa pihak, beliau tidak terlalu pandai dalam berorasi formal. Menurut penulis hal tersebut terbilang wajar karena latar belakangnya dari dunia militer bukan akademisi.
Dalam beberapa pidato kampanyenya, beliau pun terkesan spontan dan tidak berbelit belit alias tidak terlalu banyak menggunakan bahasa akademis. Hal itu menarik bagi penulis karena secara tidak langsung capres no. 2 terbilang sukses dalam proses transfer visi misinya ke dalam pikiran pendukungnya yang mungkin banyak dari kalangan petani, nelayan dan buruh serabutan yang notabennya tidak mengerti bahasa terlalu formal yang biasa berdengung di seminar kampus. Penulis hanya sebatas bahas gaya bicara capres no 2 saja, Mungkin banyak hal positif lainnya yang bisa diambil dari sosoknya, ya kalian tanya saja dengan pendukung fanatiknya.
Apapun yang terjadi kita harus sabar menunggu hasil resmi dari KPU. Sudah semestinya kita tetap kerja keras & cerdas demi mencapai target yang sudah ditentukan masing-masing dan semoga yang menjadi Presiden nanti mampu melaksanakan visi misinya dengan baik ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H