Lihat ke Halaman Asli

Fahriza HafidzAgya

Mahasiswa Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal

Surat dari Praha, Film Drama dengan Bumbu-bumbu Politik di Dalamnya

Diperbarui: 30 November 2022   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Surat Dari Praha merupakan film bergenre drama percintaan. Film ini disutradari oleh Angga Dwimas Sasongko dan di produksi oleh Visinema Pictures. Film ini rilis pada tahun 2016. Aktor dan aktris yang berperan antara lain Tyo Pakusadewo sebagai Jaya, Jullie Estele sebagai Larasati , Widyawati sebagai Sulastri , Rio Dewanto sebagai Dewa, dan banyak  aktor pendukung lainya. Film ini terinspirasi dari kehidupan pelajar Indonesia setelah adanya G 30 S PKI dan juga setelah dimulainya masa orde baru

Film ini diawali dengan Laras yang mendatangi ibunya yang sedang sakit di rumah sakit untuk meminta warisan berupa rumah, Namun Ibu Laras tidak mau memberikannya karena Laras yang meminta dengan keras dan tidak sopan, serta memang dari awal hubungan antara Laras dengan Ibunya tidak harmonis. Laras yang dalam waktu bersamaan baru saja bercerai dengan suaminya semakin emosi karena penolakkan tersebut dan memilih untuk pergi dari rumah sakit tersebut.

Hingga akhirnya Ibu Laras meninggal dunia dan warisan rumah tersebut menjadi milik Laras, namun ada syarat yang harus dilakukan oleh Laras untuk mendapatkan warisan terebut, yaitu Laras harus memberikan sebuah kotak ke sesorang yang bernama Jaya orang Indonesia yang tinggal di Praha, Ceko. Meskipun awalnya tidak mau namun akhirnya Laras berangkat ke Praha demi mendapatkan warisan dari Ibunya tersebut.

Tak disangka, sesampainya di Praha, Laras ternyata ditolak mentah mentah oleh Pak Jaya yang tidak mau untuk menerima kotak yang dibawa oleh Laras, karena terlalu memaksa dan menggangu akhirnya Laras diusir dari Rumah Pak Jaya dan disarankan untuk segera kembali ke Indonesia. Malangnya saat di perjalanan menaiki taxi, Laras dirampok dengan ditodong pistol dan dipaksa untuk turun dari taxi tersebut dengan meninggalkan tas seisinya didalam taxi tersebut.

Akhirnya, mau tidak mau Laras harus kembali ke Rumah Pak Jaya untuk menumpang menginap . Meskipun dengan berat hati Pak Jaya akhirnya mau untuk menerima Laras untuk menginap sementara di rumahnya. Keesokan harinya, Laras ditemani Pak Jaya menuju ke kantor duta besar Indonesia yang ada di Praha untuk meminta bantuan kepada duta besar Indonesia, namun Laras malah disarankan untuk tinggal di rumah Pak Jaya untuk beberapa hari kedepan.

Lagi-lagi dengan berat hati Pak jaya mau untuk menampung Laras di rumahnya untuk beberapa hari sampai Laras dapat menemukan cara bagaimana untuk bisa pulang ke Indonesia lagi. Setelah dari kantor dubes, mereka berdua mampir di kafe terlebih dahulu, di cafe Laras menannyakan sebenarnya ada hubungan apa Pak Jaya dengan Ibunya hingga ia harus menyerahkan kotak tersebut ke Pak Jaya, tetapi Pak Jaya tidak mau menjawabnya dan pergi menghiraukan Laras.

Karena rasa penasaran yang sangat tinggi, Laras pun akhirnya membuka isi kotak tersebut dan ternyata isi dari kotak tersebut adalah surat surat yang Pak Jaya kirimkan kepada Ibu Laras, Laras juga akhirnya mengetahui bahwa ternyata Pak Jaya merupakan mantan kekasih dari Ibunya. Pak Jaya sendiri sebelumnya merupakan seorang penerima beasiswa, namun kewarganegaraanya dicabut karena menentang orde baru dan juga Soeharto. Hal ini yang menjadikan Pak Jaya dan Ibu Laras terpisah jarak sekian lama.

Surat-surat tersebut merupakan bentuk rindu yang dikirimkan Pak Jaya kepada Ibu Laras, namun Ibu Laras tidak pernah membalas surat tersebut karena sudah memiliki suami. Laras yang mengetahui hal tersebut langsung emosi dan menuduh Pak Jaya lah biang dari ketidakharmonisan keluarganya, dan Laras juga menuding kalau Pak Jaya merupakan seorang Komunis. Namun Pak Jaya tentu saja menyanggah pernyataan dan tuduhan dari Laras tersebut

Setelah bercekcok lumayan lama, ada satu perkataan Laras yang mengatakan jika Pak Jaya  sebenarnya tidak pernah cinta kepada ibunya, perkataan Laras ini membuat Pak Jaya tertegun hingga mau untuk menandatangani surat tersebut. Setelahnya Pak Jaya pergi ke klub malam dan mabuk berat, Laras yang mengetahuinya tidak tega dan membantu Pak Jaya untuk pulang ke rumahnya

Saat sudah sadar Laras dan Pak Jaya mulai saling bercerita bagaimana keadaan sebenarnya Pak  Jaya selama dia hidup di Praha. Mulai dari awal ia pergi ke Praha hingga ia memutuskan untuk tidak kembali ke Indonesia dan hidup sebagai cleaning service di Praha. Pak Jaya selalu berusaha untuk  mengikhlaskan semua yang terjadi di hidupnya dan film pun usai.

Film ini memperlihatkan kita bagaimana ketulusan seorang Pak Jaya dalam mencintai pujaan hatinya, serta Pak Jaya yang teguh terhadap pendiriannya untuk menentang orde baru dan Soeharto. Tidak hanya berkutik tentang percintaan, bumbu-bumbu politik yang dimasukkan membuat alur cerita film ini sangat menarik untuk ditonton.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline