Lihat ke Halaman Asli

Dampak Keterbatasan Pupuk pada Tanaman Tembakau Disitubondo

Diperbarui: 23 Mei 2024   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman tembakau disitubondo/dok. pri

SITUBONDO - Dengan keterbatasan pupuk yang ada disitubundo semua petani mengeluh, bahwa hasil panen tidak sesuai dengan yang mereka inginkan sehingga panen yang didapat tidak maksimak banyak petani yang mengeluh. Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat sebanyak 24.884 ton pupuk bersubsidi atau 81 persen dari kuota 30.626 ton telah didistribusikan kepada petani yang terdaftar dalam elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK) yang saat ini diubah dengan sistem e-Alokasi.

Tanaman  Tembakau/dok. pri

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo Dadang Aries Bintoro menjelaskan bahwa 24.884 ton pupuk subsidi jenis urea maupun pupuk NPK (Phonska) disalurkan kepada para petani melalui kios-kios pupuk yang tersebar di 17 kecamatan.jelas penyaluran pupuk subsidi kuota tahun 2023 ini untuk jenis urea 30.626 ton sudah dilakukan sejak masa tanam satu dan dua (MT 1 dan 2) sebanyak 81 persen. Jadi pupuk subsidi per 30 Oktober 2023 tersisa sekitar 6.000 ton.
Sebanyak 6.000 ton pupuk urea subsidi itu, kembali disalurkan kepada petani melalui kios-kios pupuk pada masa tanam ketiga (MT 3) hingga akhir bulan Desember 2023.

Dadang menyebutkan pada tahun ini Situbondo mendapat jatah pupuk bersubsidi jenis urea 30.626 ton, sedangkan pupuk subsidi jenis NPK sekitar 20.000 ton sesuai jumlah nama petani penerima pupuk bersubsidi.

jadi para petani Krisis energi semakin memperumit kontroversi terkait pupuk, sebab sekitar 80% biaya produksinya berasal dari gas alam. Tantangan ini mengancam ketersediaan pupuk, dan jika permintaan melebihi pasokan, harga pupuk dapat meroket. Di samping itu, alokasi subsidi pupuk dari Pemerintah melampaui target regional, tetapi disalahgunakan oleh beberapa individu di perkebunan. Masyarakat menghadapi kesulitan mendapatkan pupuk karena penggunaannya yang tidak sesuai. Keterbatasan akses terhadap pupuk subsidi merugikan petani dengan menurunkan hasil produksi mereka, menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline