Dunia memang sudah kacau, kelakuan manusia semakin di luar nalar. Baru-baru ini ada berita yang mampu membuat orang melotot dan bergidik ngeri, bagaimana tidak? Ada bapak dan anak kandung perempuannya yang melakukan hubungan seksual sedarah (incest) sampai menghasilkan 7 orang anak. Gilanya, ternyata si bapak sekaligus pelaku langsung membunuh semua bayinya ketika lahir dan ada bayi yang dikubur hidup-hidup.
Rudi (57) namanya, si bejat yang tega merusak kehidupan anak kandung perempuannya sendiri yaitu E (25). Saya benar-benar tercengang ketika baca berita ini di media sosial. "Kasian sekali si E", hal itu yang terbesit di benak saya ketika selesai membaca berita ini. Kasian karena ternyata si E pertama kali diajak dan dipaksa berhubungan dengan ayah kandungnya ketika masih berusia 13 tahun. Bayangkan bagaimana perasaan si E, gadis kecil lugu menjadi korban kegilaan sang ayah.
Terserah orang mau bilang si E juga bejat atau apa lah, tapi menurut saya si E adalah korban. Dipaksa, diancam, dan dipakai berkali-kali oleh sang ayah sampai melahirkan 7 bayi.
Peran ayah harusnya memberi masa depan yang cerah ke anaknya, tapi malahan kesialan dan kesengsaraan yang diberikan Rudi ke putrinya. Dalam kasus ini Rudi juga berdalih melakukan hubungan incest karena petuah dari sang guru spiritual. Katanya dengan melakukan hubungan seksual sedarah mampu memberinya kekayaan. Kacau! Bisa-bisanya mempercayai suruhan si guru spiritual yang sudah jelas salah dan melanggar seluruh norma kehidupan.
Saya berani berkata, orang semacam Rudi ini pantas mengakar di neraka. Perbuatan keji yang dilakukannya harus menerima ganjaran yang setimpal. Rudi telah menghancurkan kehidupan putrinya dan telah menghilangkan nyawa 7 bayi tak bersalah.
Harapan saya cuma satu yaitu semoga tidak ada lagi kasus serupa yang terjadi dan yang kedepannya akan terjadi. Cukup si Rudi saja yang begini, tak ada lagi orang gila di luar sana melakukan hal serupa. Sebodoh-bodohnya orang, lebih bodoh lagi orang yang menghalalkan hubungan seksual sedarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H