Lihat ke Halaman Asli

Fahri Sabililhaq

Manusia Pemula

Bahaya Lupa Diri

Diperbarui: 25 April 2024   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: fahridesign

Beberapa waktu yang lalu hidupku terasa flat, datar, hambar, dan benar-benar tak menggairahkan. Alih-alih semangat dalam pergerakan menebar kebermanfaatan, malah sibuk cari kesenangan dan terlena dalam kemalas-malasan. Seperti tulisanku sebelumnya, demotivasi. Titik lelah atas akumulasi perasaan negatif yang tak tersalurkan, yang belum sempat tercerahkan lagi.

Sampai akhirnya disadarkan dengan berbagai peristiwa. Diingatkan teman-teman dekat, bertemu dengan tokoh-tokoh inspiratif, dan akhirnya mencoba merenungi diri kembali. Membuka lembaran lama tentang diri sendiri, mempertanyakan lagi kemana dan harus apa aku ini.

Lupa diri jelas berbahaya. Aku hampir tak mengenali diriku sendiri. Aku hampir kehilangan jati diriku sebagai manusia semestinya. Jelas, aku terdistraksi. Teralihkan oleh pikiran negatifku sendiri, hampir hanyut dalam apatisme.

Hari demi hari berganti, gairah hidup pun mulai kembali. Aku seperti terlahir lagi, aku seperti telah kembali ke jalanku sendiri. Semangatku menyala lagi, hidup terasa jadi lebih berwarna dengan rasa optimisme menuju pertumbuhan diri.

Teruntuk kalian para pembaca, jika kalian menemui hal serupa, jika muncul dalam benak kalian "Kok aku jadi seperti ini? Ini bukanlah diriku". Segeralah sadar, karena itu sinyal atau pertanda halus bahwa dirimu terlalu jauh bergeser dari dirimu yang semestinya.

Selamat berefleksi, semangat terus dalam mengenali diri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline