Organisasi adalah suatu perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Didalamnya kental akan kerja sama yang apik antara satu sama lain. Manfaat mengikutinya pun tentu banyak, kaya mendapatkan pengalaman baru, teman baru, ilmu baru, dan yang jelas adalah masalah baru. Betul, sebuah masalah. Organisasi itu tempatnya masalah. Semua masalah dari yang sepele sampai menegangkan ada.
Mulai dari masalah beda pendapat, masalah lingkaran pertemanan, masalah pasifnya anggota, masalah tidak terealisasinya program, masalah sama senior, masalah sama pihak eksternal, masalah sikut menyikut antar organisasi, masalah dana, masalah, masalah dan masalah aja tuh isinya. Organisasi adalah gudangnya masalah. Sepakat. Maka jadi mengherankan ketika seseorang memutuskan untuk menyandang status organisatoris tapi loyo dan mengeluh ketika berhadapan dengan masalah.
Ketika semua masalah itu ada dalam organisasi, kabar baiknya disana kita melatih diri untuk memecahkannya dan menyelesaikannya. Bukan menyerah dan tak berbuat apapun, apalagi memperkeruh suasana. Duh. Kabar baik lainnya, disana kita memecahkan masalahnya tidak sendirian, melainkan dengan tim. Kita jadi bersinergi dan berkolaborasi dengan sesama, saling mengisi dan melengkapi, saling mendukung dan menopang sampai benar-benar masalah itu dapat teratasi, atau setidaknya terlewati. Kita jadi punya banyak pandangan baru soal problem solving. Seru bukan? Kita jadi punya wadah buat latihan dan berproses ningkatin kualitas diri kita sendiri jadi lebih baik, mengembangkan potensi diri lebih oke dan kenal sama orang hebat yang bisa kita ambil sisi-sisi baiknya.
Tapi, apa yang kemudian membuat organisasi dipandang tidak relevan untuk saat ini?
Apakah karena banyak nilai atau norma yang diciderai oleh oknum organisatoris itu sendiri? Apakah karena organisasi tidak selaras dengan tujuan yang dibawanya? Apakah karena program yang sangat monoton dan tak ada upaya inovasi? Apakah kalah saing dengan program pemerintah yang lebih menjanjikan benefitnya? Apakah alih-alih justru mengembangkan diri malah menurunkan kualitas diri ketika tergabung dalam organisasi? Atau apakah banyak ketakutan-ketakutan yang ditebar dalam organisasi? Apakah organisasi hari ini masih menggunakan cara-cara lama yang sudah sangat tertinggal? Apalagi? Pasti masih banyak faktornya mengapa organisasi hari ini dicap tidak relevan. Pembaca boleh mengeksplorasi sendiri berdasarkan pengalaman yang dialami.
Semua organisasi harusnya baik. Harusnya. Tapi realitanya tidak begitu. Banyak organisasi yang hari ini menyimpang dan "membahayakan" diri. Tinggal bagaimana kita selaku individu yang memiliki akal sehat mampu memilih organisasi yang tepat dan memilah teman yang sehat untuk mampu mendukung perkembangan diri ke arah yang lebih baik.
Jadi, itulah opini penulis soal organisasi. Benar memang organisasi tempatnya masalah (dan tempatnya kita belajar memecahkannya), relevan tidaknya tergantung kemampuan adaptif dalam organisasi, dan penting tidaknya tergantung bagaimana individu memandangnya dan organisasi yang mana yang dinilainya. Intinya berorganisasi adalah tentang pengembangan diri. Jika kita tidak berkembang, maka ada yang salah. Selamat dan semangat berproses.
Jalan yang jauh, jangan lupa pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H