Sebaik-baik orang memiliki masa lalu yang mungkin buruk bahkan kelam, namun juga seburuk-buruknya orang memiliki masa depan yang layak untuk terus diperjuangkan. Setiap manusia pasti pernah berbuat salah dan tak mungkin luput darinya. Dari kesalahan itu manusia mengerti dan menyesal lalu kemudian ia belajar dan tumbuh dengan memperbaiki kesalahannya.
Banyak kisah-kisah orang yang memiliki masa lalu yang kelam, kemudian dia berubah/bertransisi menjadi orang yang berbeda, menjadi orang yang cemerlang. Begitupun sebaliknya, banyak orang yang memiliki masa lalu yang cemerlang, lalu di masa sekarang justru dia terperangkap dalam jurang yang gelap nan kelam. Semuanya perihal tentang proses manusia yang dinamis dan tentang bagaimana ia melihat sisi dalam dirinya atau menyadari suatu hal yang telah dialaminya dari waktu ke waktu. Jadi, berubah adalah pilihan. Terus terbayang masa lalu yang suram sehingga kita merasa tak layak hidup di masa kini, merasa terhina, dan tak ada nilainya atau sebaliknya, yakni terus terbayang masa lalu yang cemerlang sehingga kita terjebak romansa masa lalu yang akhirnya menjadi racun untuk diri sendiri untuk tidak berkembang. Berhenti terjebak ironi atau romansa masa lalu, waktu kita habis jika tak lekas beranjak dari sana.
Sekelam apapun diri kita dahulu, selagi ada waktu artinya kita memiliki kesempatan untuk berubah. Berubah menjadi manusia yang lebih baik, minimal dibandingkan dengan diri kita di hari kemarin. Ampunan Tuhan pun selalu terbuka apabila kita minta. Jadi, jangan terus menunggu ada keajaiban, tapi ciptakanlah keajaiban itu. Karena waktu terbatas dan kematian tidak menunggu kita baik. Ya, kita berpacu dengan waktu.
Memaafkan masa lalu artinya berdamai dengan diri sendiri. Memaafkan segala salah dan khilaf diri sendiri maupun orang lain yang terlibat dalam naskah hari kemarin. Melihat masa lalu hanyalah kenangan dan bagian dari proses pembelajaran hidup.
Sejatinya kita hanya punya hari ini. Saat ini, detik ini, sekarang. Manfaatkan masa kini dengan terus fokus memperbaiki diri, meningkatkan kualitas diri, dan menjadikan diri menjadi seorang manusia yang berdaya yang mampu memberikan kebermanfaatan bagi semesta.
Setelah selesai dengan masa lalu dan fokus dengan masa kini, kita perlu juga mempersiapkan masa depan. Ada pepatah yang bilang bahwa "jika gagal merencanakan artinya merencanakan kegagalan". Dari situ kita tahu bahwa sesuatu yang direncanakan saja masih ada peluang atau kemungkinan untuk gagal, apalagi jika tidak direncanakan sama sekali?.
Masa depan selalu menjadi bayang-bayang yang seringkali membuat risau. Takut tidak sesuai ekspektasi, cemas dan gundah seringkali melintasi pikiran yang memikirkan masa yang akan datang. Namun jika kita hanya mencemaskan masa depan, waktu kita pun akan habis dibuatnya. Lebih baik kita rencanakan sedetail mungkin tentang masa depan, membuat perencanaan yang masuk akal dengan memasang target dan batasan waktu sebagai pacuan diri. Sekalipun jika nanti ada yang gagal atau belum tersampai, tak apa, lakukan evaluasi sesering mungkin.
Setelah perencanaan itu selesai dan jelas, tinggal bagaimana kemudian kita menyusun langkah-langkah kecil hari ini yang mampu merealisasikan tujuan besar di masa depan. Semisalnya, dimasa depan saya ingin menjadi pengusaha besar. Artinya untuk masa kini atau sekarang saya mesti melakukan banyak hal, seperti belajar tentang entrepreneurship, belajar tentang kepemimpinan, menjalin relasi bisnis dan mengambil ilmunya, membaca pasar, mencoba berbagai macam experience, mengikuti pelatihan-pelatihan, dan hal lainnya yang mampu menunjang saya untuk lebih siap menjadi pengusaha besar di masa yang akan datang.
Karena mau tidak mau, pada kenyataannya dunia semakin keras dan kejam. Mencari kerja begitu sulit jika kita belum mampu bersaing dengan ribuan bahkan jutaan orang. Oleh karenanya kita mesti terus berupaya mempersiapkan diri menjadi yang terbaik. Lagi-lagi, jangan menunggu keajaiban, tapi ciptakanlah keajaiban itu. Dengan apa? Dengan kesempatan dan potensi yang dimiliki kita di waktu yang tepat.
Jadi menjadi hal yang penting refleksi kita bersama untuk dapat memaafkan masa lalu, memanfaatkan masa kini, dan mempersiapkan masa depan dengan sebaik mungkin. Semangat, tetap tegar ditengah badai, selalu ingat bahwa badai pasti akan berlalu dan kita pasti akan melewatinya, lalu berjumpa pelangi yang indah.