Lihat ke Halaman Asli

Fahri Rizki

Siswa SMP

Gerakan Aceh Merdeka Sejarah Konflik dan Penyelesaian

Diperbarui: 21 Januari 2025   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Grakan Aceh Merdeka (GAM) merupakan kelompok separatis yang menginginkan kemerdekaan untuk wilayah Aceh di Sumatra, Indonesia. GAM berperang melawan pasukan pemerintah Indonesia dalam pemberontakan Aceh dari tahun 1976 hingga 2005, mengakibatkan sekitar 15.000 korban jiwa. Konflik ini berakar dari perbedaan pandangan mengenai hukum Islam, kekecewaan atas distribusi sumber daya alam di Aceh, dan peningkatan jumlah pendatang dari Jawa. Pemerintah pusat saat itu dianggap terlalu sentralistis, yang memicu rasa tidak puas di kalangan masyarakat Aceh. Tanggapan awal pemerintah terhadap gerakan GAM kurang efektif, mengakibatkan perlawanan dan memungkinkan kelompok tersebut mendapatkan dukungan dari masyarakat lokal.

 

Pada tahun 2004, gempa bumi dan tsunami dahsyat melanda Aceh, mendorong kedua belah pihak yang berkonflik untuk kembali ke meja perundingan di bawah mediasi internasional. Setelah negosiasi di Vantaa, Finlandia, kesepakatan damai tercapai antara GAM dan pemerintah Indonesia pada 17 Juli 2005, dan ditandatangani secara resmi pada 15 Agustus tahun yang sama. Aceh Monitoring Mission (AMM), yang terdiri dari lima negara ASEAN, mengawasi proses perdamaian.

 

Penyelesaian konflik ini memiliki konsekuensi positif dan negatif. Di sisi positif, konflik berakhir, Aceh mendapat otonomi khusus, dan pembangunan di wilayah tersebut meningkat. Namun, keadilan bagi korban belum terpenuhi, pelanggaran HAM belum sepenuhnya diatasi, dan sebagian masyarakat masih menginginkan kemerdekaan. Perjanjian Helsinki, yang memfasilitasi proses perdamaian, memberikan otonomi khusus kepada Aceh, menjadi langkah penting dalam mengakhiri konflik berkepanjangan. Meskipun penyelesaian ini dianggap efektif, komitmen yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan implementasi kebijakan berjalan dengan baik dan menjaga perdamaian di Aceh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline