Kepemimpinan berbasis aset merupakan salah satu cara baru untuk memberikan keteladanan dan kepemimpinan. Akhir-akhir ini banyak sekali kepemimpinan selalu berkaitan dengan masalah namun dalam modul ini kita diberikan pemahaman pentingnya kepemimpinan berbasis aset. Melihat hasil dari video orang lain dalam melakukan pendekatan berbasis aset. Ini sangat menarik untuk di impelementasikan di sekolah masing-masing.
Di lihat dari video ,mari mencoba menelaah dari modul sebelumnya tentang BAGJA. BAGJA sendiri merupakan singkatan dari Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi,Jabarkan rencana, dan terakhir Atur eksekusi. Dilihat adanya penerapan yang di lakukan pada tahap awal yaitu buat pertanyaan utama. Dalam hal ini terlihat jelas adanya kolaborasi rekan guru dalam membuat rencana yang di susun dengan rapi dan tepat. Sehingga terlihat jelas adanya serangkaian pertanyaan yang mereka diskusikan dalam kolaborasi.
Selanjutnya dalam tahapan bagja yaitu ambil pelajaran. Melihat dari proses pembelajaran adanya ruang diskusi terbuka antara guru dengan murid tentang apa yang di tuliskan guru tersebut. Kata yang beliau tuliskan" Penyemangat Belajar" kata tersebut menjadi kolaborasi diskusi yang efektif tentang apa pengalaman murid selama ini, bisa juga tentang informasi yang mereka dapatkan tanpa harus menyalahkan. Selain itu juga ingin mereka menyadari akan keberadaan mereka di kelasnya dengan memberikan pertanyaan pemantik tentang kesukaannya di kelas.Kemudian di lanjutkan untuk mengambil pelajaran dengan area sekitar, dan tentu sudah adanya kesepakatan waktu dan pembagian kelompok yang disepakati secara bersama-sama. Dalam hal mengambil pelajaran para murid di minta untuk membuat apa saja pertanyaan yang dapat mereka cari informasi tentang "Penyemangat Belajar" yang berada di sekitar kelasnya.
Dilanjutkan dengan adanya ruang diskusi kelompok tentang apa yang mereka amati di area sekitar serta apa yang mereka sukai. Hal ini menjadi acuan untuk menggali mimpi anak-anak.ternyata sebelum di lakukannya diskusi, Guru tersebut memberikan sentuhan imajinasi dengan menggunakan teknik stop. Dimana anak-anak diminta untuk menutup mata,dan memikirkan apa-apa yang mereka sukai di kelasnya. Ini juga merupakan sebuah aset manusia untuk memberdayakan imajinasi anak tersebut ke arah yang benar dan jelas.
Ketika prosesnya hal itu membuat anak-anak dapat melihat apa sebenarnya yang ingin mereka inginkan. Ini terlihat dengan adanya Tulisan disertai gambar tentang kelas yang mereka impikan secara bersama-sama mereka gotong royong untuk menulis dan menggambarkan seperti apa kelas yang mereka ingin kan. Disana terjadi diskusi antara guru dengan murid secara terbuka. Juga adanya sebuah kepercayaan terhadap diri sendiri dengan perwakilan masing-masing kelompok mempersentasikan kelas seperti apa yang mereka inginkan.
Dilanjutkan dengan hasil diskusi yang mereka buat merupakan bagian tahapan jabaran rencana. Mereka saling mengemukakan pendapatnya secara terbuka dan berani. Ini juga perlu adanya sebuah kepercayaan guru akan kesadaran dan tanggung jawab anak-anak terhadap hasil diskusi mereka. Akhirnya rangkaian yang terakhir mereka berkontribusi tentang hasil yang didiskusikan dengan di bantu guru untuk menuliskan apa tugas mereka dan menanyakan komitmen anak-anak kapan mau menyelasaikan tugasnya masing-masing. Mereka berani untuk mengemukakan pendapatnya dan komitmenya secara tegas.
Dalam hal ini saya mencoba menyimpulkan bahwa pentingnya mengelola kepemimpinan berbasis aset. Dengan adanya kolaboarasi, diskusi ,tanya jawab, komitmen bersama dan mengimplementasikan di lapangan dengan dibantu murid sebagai aset utama yaitu modal manusi dan alam di sekitar kita. Lihat lah dengan jeli apa yang bisa kita kembangkan di sekitar kita.