Lihat ke Halaman Asli

Fahri Ramdani

Calon Guru Penggerak

Modul 1.1a.8 Koneksi Antar Materi Kesimpulan Dan Refleksi Cgp Angkatan 6

Diperbarui: 13 September 2022   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa tahun yang lalu, saya mengajar selain mendidik,mengajarkan yang baik ,mencapai kriteria ketuntasan minimal setiap hari ternyata yang diajarkan keliru. Pada saat itu pemikiran yang terjadi ialah saya mengajar hanya untuk mencapai nilai anak tuntas,mencapai kriteria ketuntasan minimal atau istilah lain KKM. Memberikan berbagai macam metode dan cara agar mereka bisa berhasil dan tuntas. Ada juga memberikan motivasi agar anak itu berprestasi dengan kemauan saya. Di benak saya guru yang hebat adalah guru yang bisa menjadikan nanak-anaknya lebih hebat,lebih maju,lebih kuat tapi ternyata semua hal itu tidak benar adanya.Hal itu baru saya sadar .Pertama kali saya masuk calon Anggota Penggerak Angkatan 6 baru menyadari bahwa hari Pendidikan Nasional yang selalu di peringati 2 mei itu, merupakan seorang tokoh yang luar biasa.Pemikiran, karya, inovasi nya dalam dunia pendidikan yaitu Bapak Pendidikan Indonesia KI Hadjar Dewantara.

Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan ialah menuntun segala kodrat yang di miliki anak agar mencapai keselamatan,kebahagiaan baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat. Dalam prosenya Pendidik menghambakan dirinya pada anak. Sejauh yang dapat dipahami bahwa pendidik berupaya memaksimalkan perannya sebagai pendidik  untuk menemukan cara ,metode,penyampaian berbeda pada anak agar mencapai yang di inginkan. Ilustrasi yang bisa kita bayangkan.saat semua anak mau naik tangga untuk mencapai puncak tangga tersebut.Tentunya setiap anak akan berbeda cara yang akan dia lakukan untuk mencapai tangga tersebut,maka tugas pendidik mendorong mereka untuk maju,bertahan dan bersabar agar  mencapai puncak tanga tersebut.

Selain itu, KI Hadjar Dewantara mengibaratkan pendidik layaknya petani. Petani padi,kedelai,jagung,yang  mana mereka merawat dengan sepenuh hati,memupuk lahan,membasmi hama penyakit, untuk mendapat hasil terbaik sesuai tempat dan bibit yang disediakan. Ada juga "trilogi pendidikan.Pertama pendidik  menjadi contoh,teladan, panutan pertama yang memberikan proses perbaikan akhlak,sikap,emosional,cara penyelesaian masalah dalam proses pendidikan sepanjang hayat. Kedua pendidik sebagai penengah,pemberian arahan yang membimbing,yang memfasilitasi anak-anak untuk berkembang,pengayom saat mereka sedang berselisih pendapat untuk kemajuan dunia pengetahuan.Ketiga Pendidik merupakan seorang yang memberikan dorongan,semangat motivasi saat anak-anak mulai lemah, tidak semangat belajar, memberikan semangat pantang menyerah di saat jatuh dan bersabar menjalani proses pembelajaran.

Di tambah lagi bahwa anak memiliki kodrat lahir dan batin. Secara batin setiap anak memiliki dua sisi yang buram,baik dan buruk.Maka pendidik harus enebakan lakun anak yang buram tadi menajdi tebal atau memunculkan sifat baik pada anak dan memniarkan yang buram satunya.Sedangkan secara lahir anak  dapat memperoleh pengetahuan apa saja yang dapat  dia kembangkan sesuai keinginan dan kesenangannya tanpa melanggar rambu-rambu yang ada.Rambu-rambu di sini maksudnya aturan-aturan yang tetap berlaku di mana ia belajar baik di rumah,disekolah,di lingkungannya agar tetap bebas merdeka tapi terarah sesuai norma yang berlaku di masyarakatnya.

Tantangan yang saya hadapi saat ini bagaimana mencoba mengimplementasikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara ke dalam proses pendidikan di sekolah. Saat ini saya mencoba mengupgrade diri untuk lebih kompeten,lebih maju agar bisa menuntun anak-anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam belajar. selanjutnya saya mulai mencoba melakukan pembiasaan diri saya sendiri untuk masuk datang tepat waktu,melakukan pembiasaan belajar yang terfokus pada anak sebagai sumber belajar,pedidik hanya sebagai pendamping untuk mendampingi mereka,mengelaborasi pengetahuan yang di dapatkan untuk di ajarkan sama temannya. Pada akhirnya proses pembiasaan yang baik,berfokus pada menghambakan kepada anak, mencoba melakukan cara berbeda pada anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagian pada anak untuk dirinya sendiri dan masyarakat. Akhirnya Merdeka Belajar 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline