Lihat ke Halaman Asli

Fahri Danu Aji

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Kelompok 39 KKN UIN Walisongo Semarang Berdayakan Warga Dusun Indrokilo Melalui Workshop Barista

Diperbarui: 10 Agustus 2022   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

Semarang -- Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo yang bergabung dalam program kuliah kerja nyata (KKN) telah melakukan serangkaian program kegiatan pemberdayaan di Dusun Indrokilo Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Dalam program yang telah dirancang oleh mahasiswa di dusun tersebut melibatkan 15 mahasiswa yang mencakup Koordinator Dusun yaitu Muhammad Wildan Firdaus, berupaya untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat melalui Workshop Barista kepada pemuda dusun.

Menurut Muhammad Wildan Firdaus, Workshop Barista menjadi salah satu program unggulan yang telah terlaksana pada hari ke-15 tepatnya Rabu 6 Juli 2022 yang diisi oleh pemateri dari mahasiswa UIN Walisongo yaitu Fahri Danu dan Faradhilah, serta bekerjasama dengan perangkat dusun dan warga setempat.

"Untuk merealisasikan program ini, kami memiliki tujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya pemuda melalui peningkatan partisipasi warga terhadap pembangunan ekonomi di Dusun Indrokilo. Dan kami sebelumnya telah melakukan pendekatan sekaligus sosialisasi kepada pemuda-pemuda dusun dan melaksanakan koordinasi dengan perangkat dusun terkait," pungkasnya (06/07).

Alasan tercetusnya program ini dapat diketahui melalui penjelasan Pak Slamet selaku mantan pekerja Balai Pelatihan Pertanian (BPP) bahwa seluruh warga dusun Indrokilo sebagian besar dan hampir semua warga memiliki kebun kopi, dimana dengan adanya program ini sangat berguna bagi para pemuda-pemuda dusun untuk memanfaatkan sumber daya alam sendiri.

Kegiatan yang diselenggarakan pada pukul 19.30 WIB di kediaman Ketua Kelompok Tani yaitu Mas Fendi berjalan sesuai rencana dan mendapatkan respon positif dan antusiasme dari mastarakat dusun. Lanjut "Penyeduhan kopi secara manual akan menghasilkan cita rasanya yang berbeda dibandingkan penyeduhan kopi dengan media modern yang memiliki takaran dan teknik tertentu" ungkap Pak Slamet (06/07).

Salma Azzahra - Mahasiswa KKN MIT DR Ke-14 UIN Walisongo Semarang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline