Lihat ke Halaman Asli

FAHREZA ANANDITA PP

MAHASISWA UIN MALANG

BBM Naik, Masyarakat Semakin Geram dengan Kebijakan Pemerintah

Diperbarui: 18 September 2022   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://nasional.tempo.co/amp/1630762/protes-bbm-naik-mahasiswa-blokade-jalan-dengan-truk-pertamina

Kita hidup di negara yang warga negaranya membutuhkan sekali akan BBM, dari mulai kalangan atas sampai menengah ke bawah semuanya membutuhkan BBM demi keperluan ataupun pekerjaan. Tak heran apabila kegelisahan dirasakan warga Indonesia setelah mengetahui tersiar kabar bahwa BBM akan naik. Bagaimana tidak? Keseharian mobilitas warganya saja menggunakan BBM dan di iringi dengan tingkat ekonomi masyarakat Indonesia yang cukup rendah tentu membuat warganya ikut geram.

Diketahui BBM mulai naik di Indonesia diumumkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada hari Sabtu, 3 September 2022 dan kebijakan tersebut mulai diterapkan dan berlaku mulai pukul 14.30 WIB. Diantara kenaikan BBM subsidi yang naik tersebut yaitu: Pertalite yang harga sebelumnya Rp7.650,00 per liter naik menjadi Rp10.000,00 per liter,  Solar yang harga sebelumnya Rp5.150,00 per liter naik menjadi Rp6.800,00 per liter, Pertamax yang harga sebelumnya Rp12.500,00 per liter naik menjadi Rp14.500,00 per liter.

Faktor -- faktor penyebab kenaikan harga BBM yaitu dikarenakan lonjakan harga minyak dunia. Jika dicermati kembali harga minyak mentah pekan lalu turun hampir 1,3 persen dari rata -- rata pekan sebelumnya karena perlambatan ekonomi global membayangi pemulihan permintaan di AS. 

Selain itu Subsidi BBM dari pemerintah juga membengkak, Menko Luhut mengatakan perlu ada penyesuaian kebijakan harga BBM yang saat ini ditopang oleh subsidi dari APBN sebesar Rp502 triliun. Sejalan dengan harga minyak minyak yang tinggi, terdapat gap antara harga keekonomian dan harga jual Peralite serta solar.

Dengan meningkatnya harga BBM tersebut banyak menimbulkan kegelisahan mayoritas masyarakat Indonesia. Tak sedikit diantaranya dari kelompok buruh, rakyat sipil, petani, serta ibu rumah tangga melampiaskan kegelisahaannya dengan melakukan demonstrasi ke kantor pemerintah daerah setempat untuk melayangkan surat penolakan akibat kenaikan BBM. 

Dan dari komunitas Mahasiswa di seluruh Indonesia pun juga kompak dengan menyuarakan tolak kenaikan BBM, para mahasiswa melakukan aksi dijalan-jalan sampai ke kantor pemerintah daerah setempat dan tak sedikit juga yang berujung kericuhan dikarenakan tidak kondusifnya kondisi emosi pada saat itu. 

Hal tersebut kompak dilakukan masyarakat Indonesia di berbagai daerah karena dengan kenaikan harga BBM  tersebut yang terbilang cukup tinggi, kelas ekonomi masyarakat Indonesia belum cocok dan belum siap.

Masyarakat Indonesia belum sembuh sepenuhnya terhadap menurunnya ekonomi dunia terutama Indonesia akibat Covid - 19. Belum lama juga terjadi kenaikan harga minyak goreng dan harga bahan pokok yang membuat resah bukan kepalang memaksa masyarakat memakai atau menggunakan minyak curah, dan kemudian Pemerintah menerapkan kebijakan lagi dengan menaikkan harga BBM yang otomatis masyarakat Indonesia bertanya -- tanya, apakah pemerintah menerapkan kebijakan tersebut tanpa pertimbangan yang matang, plan yang hanya satu saja dan tidak melihat kondisi pasca memulihnya ekonomi akibat pandemi Covid - 19.

Tentu pandangan masyarakat Indonesia saat ini kepada Pemerintah sangat kecewa. Tentu sebagai kalangan menengah ke bawah saya merasa sangat keberatan dengan masih banyak beban yang ditanggung. Pemerintah seperti acuh tak acuh dengan aspirasi rakyat. Bantuan bahan pokok yang diberikan pemerintah dan dibagikan kepada masyarakat di desa -- desa pun belum merata adanya. 

Banyak keluarga miskin diluar sana yang justru tidak mendapat bagian jatah bantuan padahal sudah terdaftar namanya, dan kebanyakan justru keluarga yang  kenal dengan pihak panitia yang mendapat bantuan meskipun dirinya tidak terdaftar namanya yang mendapat bantuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline