Lihat ke Halaman Asli

Fahmy Ramdan

suka hal baru

Literasi di Lingkungan Tuna Netra Mempunyai Terobosan Baru dengan Media Podcast

Diperbarui: 14 Oktober 2021   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Virus Corona mulai masuk ke negara Indonesia sejak maret 2020, dilansir oleh Tribun News hari Kamis (14/10) di Indonesia kasus aktif turun dari mulanya 20.551 pada Rabu (13/10) menjadi 19.852 dan menempati urutan ke-65 di seluruh dunia. 

Namun dampak bagi dunia Pendidikan masih terasa pasalnya Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim hanya memperbolehkan 25% siswa yang masuk untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTMT).

Lain halnya di Sekolah Luar Biasa (SLB) Tuna Netra di Kota Bandung, pihak sekolah memperbolehkan siswa nya untuk masuk sekolah karena murid antar angkatannya pun bisa di hitung jari, namun dengan jadwal yang sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tetap pembelajaran nya pun ada yang melalui daring. 

Dengan demikian, melalui program dari LPPM UPI yang bertema kan "Literasi Dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka -- Pusat Prestasi Nasional" gelombang 2, mahasiswa UPI ditugaskan untuk memberikan sarana prasarana terkait program literasi dari UPI tersebut. 

Nah program yang dibuat oleh pihak LPPM adalah Literasi Baca Tulis, Numerasi, Sains, dan program tambahannya ada Literasi Digital, Kewargaan dan Kebudayaan, serta Finansial.

Dokpri

Literasi yang kami berikan tidak memberatkan bagi siswa dan warga di SLBN A Pajajaran dan Wyata Guna, namun kami memberikan metode yang berbeda tujuannya tidak lain untuk membuat siswa dan warga disana tidak jenuh dengan buku Braille. 

Kami memberikan inovasi yang berbeda dengan metode podcast yang bisa praktis di dengarkan di aplikasi Sportify atau dengan link yang kami berikan yang dibuat di aplikasi Anchor, lalu feedback buat kami yang diberikan oleh siswa yaitu rangkuman. 

Akan tetapi dalam sebuah perlakuan sesuatu akan ada kendala yaitu kurang respon, tidak memberikan resume, dan sikap malas dari siswa.

Lalu kami pun mengedukasi warga yang ada di Wyata Guna perihal kegiatan yang sudah ada di sana seperti, membuat telor asin, membuat keset dari kain, dan berdagang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline