Penggunaan tinta cetak berbahan dasar minyak bumi yang tidak terbarukan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu ,perlu adanya inovasi dalam pengembangan tinta yang ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi kehidupan sekarang dan yang akan datang.
Beberapa tahun terakhir, dunia sudah mengalami peningkatan kesadaran akan pentingnya energi terbaharukan dan sudah mulai melakukan gerakan pengurangan limbah plastik dengan tidak menggunakan kantung kresek saat belanja dan menggantinya dengan kantung belanja ramah lingkungan. Inovasi juga terus muncul di berbagai bidang untuk mengatasi permasalahan ini, dan salah satu inovasi dalam penggunaan tinta berbahan dasar kacang kedelai yang dikenal sebagai soy ink.
Soy ink merupakan tinta yang pembuatannya menggunakan minyak kedelai sebagai bahan dasar. Minyak kedelai disebut sebagai sumber daya alam terbaharukan karena memiliki sifat reproduktif, siklus hidup yang cepat, potensi penanaman yang luas, dapat di daur ulang, serta rendah karbon dan ramah lingkungan.
Namun ada penghambat dari penggunaan soy ink ini karena mereka belum sepenuhnya optimal dan masih banyak perusahaan yang menggunakan tinta berbahan dasar minyak fosil yang dianggap tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pemberlakuan, pengoptimalan, dan pemanfaatan soy ink agar dapat menjadi alternatif yang lebih populer dan efektif.
Adapun cara untuk mengoptimalkan penggunaan soy ink adalah dengan meningkatkan kualitas dan daya tahan tinta tersebut. Banyaknya penelitian dan analisis yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas soy ink agar dapat menghasilkan warna yangtajam dan cerah serta dapat bertahan lebih lama. Peningkatan daya tahan tinta ini juga tentunya akan membantu mengurangi penggunaan tinta secara berlebih dan juga dapat mengurangi limbah tinta yang dihasilkan nantinya
Selain itu, perusahaan atau produsen tinta juga perlu memperluas penggunaan soy ink ke banyak sektor industri, seperti percetakan, industri penerbitan, perkantoram, dan lain sebagainya. Dengan memperluas penggunaan soy ink, maka juga akan berkontribusi pada penurunan emisi karbon dioksida dan limbah plastik.
Tidak hanya itu, pengembangan teknologi untuk sistem daur ulang soy ink juga perlu dilakukan. Ada beberapa perusahaan yang telah memulai program daur ulang untuk soy ink ini, namun masih banyak ruang untuk pengembangan teknologi ini yang perlu dijalankan dengan lebih baik lagi.
Singkatnya, soy ink menawarkan alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi industri tinta saat ini. Tetapi, penggunaannya masih perlu dioptimalkan lagi dan diperluas lagi untuk dapat memberikan dampak positif yang lebih besar pada lingkungan dan dapat mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak terbarukan.
Kesimpulan : Pengoptimalan dan pemanfaatan soy ink sebagai tinta berbahan dasar kacang kedelai memiliki potensi besar sebagai solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam industri percetakan. Diperlukan kerja sama antara produsen tinta, industri percetakan, dan konsumen untuk meningkatkan penggunaan soy ink dan mendorong perkembangan lebih lanjut dalam inovasi tinta ramah lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H