Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa keadaan sekarang adalah keadaan dimana suhu bumi terasa panas sekali. bagaimana tidak, hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu rata-rata Bumi saat ini sekitar 0,89C (1,6F) lebih tinggi dari rata-rata jangka panjang dari tahun 1951 hingga 1980.
Pada tahun 2020, suhu rata-rata global secara statistik sama panasnya dengan tahun 2016, menjadikannya tahun terpanas sejak pencatatan suhu dimulai pada tahun 1880. Suhu rata-rata bumi saat ini mengalami peningkatan yang signifikan sebagai bagian dari perubahan iklim global yang mana saat ini kita masuk kedalam zaman Antroposen.
Istilah "antroposen", pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan atmosfer Paul Crutzen pada tahun 2000. Dalam Antroposen, aktivitas manusia seperti industrialisasi, urbanisasi, dan pertanian modern memiliki dampak yang signifikan terhadap bumi dan ekosistemnya.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa kita telah memasuki masa baru yang disebut Antroposen, atau masa manusia, sejak uji coba bom nuklir dimulai pada tahun 1950. Pertumbuhan manusia meningkat pesat. Dengan lebih dari 7 miliar jiwa, mereka berpendapat bahwa perubahan alam dan kepunahan beberapa spesies hewan liar disebabkan oleh aktivitas manusia.
Istilah ini, bisa dikatakan atau menggambarkan era geologi baru di mana manusia menjadi kekuatan dominan yang mempengaruhi lingkungan alam. Aktivitas manusia seperti pertanian modern, industrialisasi, dan urbanisasi memiliki dampak besar pada Bumi dan ekosistemnya selama antroposen, dan hal inilah yang menyebabkan polusi, kehilangan keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim.
Dampak utama Antroposen terhadap Bumi termasuk penurunan keanekaragaman hayati, polusi, dan perubahan iklim. Berikut adalah beberapa contoh dampak yang lebih spesifik:
Perubahan Iklim
Penyebab utama pemanasan global selama Antroposen adalah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Pemanasan global menyebabkan peningkatan suhu rata-rata Bumi, perubahan pola cuaca, dan peningkatan tingkat air laut.
Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Faktor utama yang menyebabkan kehilangan keanekaragaman hayati selama Antroposen adalah deforestasi, perusakan habitat, dan perburuan liar. Kehilangan spesies ini dapat memiliki efek jangka panjang terhadap ekosistem dan keseimbangan alam.