Mungkin sebagian masyarakat Indonesia yang menyukai film-film di Netflix, sudah tahu bahwa ada satu film dokumenter yang dirilis pada tanggal 28 september 2023 lalu yang berjudul "Ice Cold: Murder, Coffee And Jessica Wongso".
Film ini mengangkat kasus pada tahun 2016, dimana saat itu masyarakat dan media bersama-sama menyorotinya. Yap, kasus pembunahan kopi sianida.
Dalam film dokumenter "Ice Cold: Murder, Coffee And Jessica Wongso", memuat berbagai wawancara terhadap kepada tokoh-tokoh yang terlibat selama kasus ini berlangsung, mulai dari ayah Mirna, kembaran Mirna, pegawai cafe di tkp, pengacara Jessica, Jaksa penuntut, sampai jurnalis-jurnalis yang mengikuti jalannya kasus tersebut.
Film yang berdurasi 1 jam 26 menit dengan diberi rating 18+ ini menjadi film terpopuler di Netflix ketujuh didunia selama empat hari penayangannya. Hal ini yang membuat gue akhirnya tergerak untuk menonton film tersebut untuk merasakan experience film ini seperti apa,
Dan "wow", itu kata pertama saat gue pertama kali menontonnya, karena gue terpukau dengan konten didalamnya. Dan "hhhmmpp", ketika gue menonton untuk kedua dan ketiga kalinya, karena disitu gue menyadari suatu hal, bahwasannya dalam kasus ini, kita bisa menjadikan ini sebagai sebuah studi kasus, karena banyak sudut pandang didalamnya, dimana salah satunya adalah fakta dari sebuah teori yang menyatakan bahwa media mempunyai andil besar dalam membangun opini publik.
Di artikel ini, gue tidak akan mereview filmnya seperti apa, tapi gue lebih ingin menyoroti sekaligus membaca tulisan-tulisan gue ketika menimba ilmu dikampus mengenai opini publik itu seperti apa dan bagaimana media berperan dalam hal tersebut, lalu fakta dilapangannya seperti apa.
Berbicara media, entah itu media masa seperti koran, radio, televis atau media digital atau media sosial yang kita kenal, adalah salah satu faktor yang memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini publik. Opini publik adalah pandangan dan pendapat yang dimiliki oleh masyarakat tentang berbagai isu dan peristiwa yang terjadi di sekitar mereka.
Media massa, seperti surat kabar, televisi, radio, dan majalah, adalah saluran utama yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada publik. Media ini memiliki kemampuan untuk mencapai audiens yang luas dan beragam. Melalui berita, artikel, editorial, dan program-program televisi, media massa memainkan peran penting dalam membentuk opini publik.
Media sosial adalah platform online seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya, yang memungkinkan individu berbagi informasi, pendapat, dan pandangan mereka. Penggunaan media sosial telah mengubah cara kita berinteraksi dengan berita dan informasi. Media sosial memungkinkan masyarakat untuk secara aktif berpartisipasi dalam diskusi publik.
Media massa memainkan peran penting dalam membentuk opini publik. Mereka adalah sumber utama informasi bagi masyarakat dan dapat memengaruhi cara masyarakat memandang berbagai isu. Media massa dapat membangun opini publik dengan cara berikut: