Globalisasi, sebagai proses mendunia yang dipicu oleh kemajuan teknologi, telah mengubah pola hubungan sosial manusia secara signifikan. Namun, dalam masyarakat yang semakin terhubung ini, risiko akan munculnya persaingan yang keras dan kurangnya landasan moral yang kuat menjadi perhatian utama.
Jiwa agama memiliki dimensi esoteris dalam ajaran agama, yang dalam Islam sering dikaitkan dengan konsep spiritualitas. Spiritualitas ini terdiri dari beberapa ranah, seperti ranah kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik. Pentingnya memahami, merasakan, dan menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari menjadi landasan penting dalam membangun moralitas.
Dalam menghadapi budaya materialisme yang merajalela, perlu kesadaran bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada penampilan fisik atau kekayaan materi semata. Materialisme dan hedonisme sering kali hanya menciptakan kebingungan dan ketidakpuasan. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memiliki landasan moral yang kuat untuk menyeimbangkan kehidupan modern.
Pendidikan memainkan peran krusial dalam membangun karakter bangsa. Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan yang merata, berkualitas, dan menyeluruh, baik formal maupun nonformal. Fokus pendidikan tidak hanya pada pengembangan intelektual semata, tetapi juga pada nilai-nilai spiritual, kecerdasan emosional, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi individu yang berkontribusi bagi kemajuan bangsa
Kesimpulannya, penting bagi pendidikan moral di era globalisasi untuk menekankan nilai-nilai agama, menantang budaya materialisme, dan memperkuat karakter bangsa. Ini menjadi dasar utama dalam menjaga keseimbangan dan kesejahteraan manusia di tengah perubahan yang terus menerus dalam dunia yang semakin terhubung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H