Lihat ke Halaman Asli

Antara Ngepet dan Mesin Waktu #2

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kalau John Titor dia bisa menembus waktu di dimensi lain,di isukan dia adalah anggota tentara AS yang berasal dari tahun 2036. Dia datang untuk mengambil alat pembaca system komputer pertama kali di gunakan di tahun 1975,itu nggak ada apa-apanya kalau di kaitkan dengan kehidupan yang sekarang(mungkin nanti system ini menjadi penembus waktu yang tanpa menggunakan alat apapun hehehe…).Ketika kita di terpa pertanyaan tentang masa depan adalah selalu terbayang tentang kebahgiaan,gemerlap harta,pokoknya selalu dengan yang wah…wah…dan..wahhhhhh….tapi kenyataanya kita sebenarnya nggak tau apa-apa soal itu,dan sebenarnya kita juga sadar itu,tapi kenapa semua jadi SOK TAU?! Dan akhirnya ngambil paham NGEPET-isme.Entah dari mana pikiran-pikiran yang merasuki tentang adanya gemerlap atau rayuan romantisme tentang kebahagiaan masa depan itu?coba kita lihat dari orang-orang yang TANPA mengikuti jalur NGEPET yang sekarang hasil karya-karya nya di nikmati umat seluruh dunia,kita ambil salah satu tokoh paling kontroversial Friedrich Nietzche yang terkenal dengan filsafat prespektivisnya Also sprach Zarathustrayang meninggal secara tragis karena penyakit tekanan depresinya. Dan tokoh yang lain juga seperti Albert einstein yang pada waktu meningggal dia berpesan agar jasadnya di kremasi supaya semua pengikut-pengikut teori-teorinya dia tidak menyembahnya, tapi ternyata otak dan sebagian badanya sudah di ambil untuk penelitian memang itu bisa menjadi ilmu akan tetap itu sama saja melanggar hak asasi manusia padahal Einstein sudah bilang agar jasadnya di kremasi. Banyak tokoh-tokoh yang meninggalnya secara mengenaskan.

Kita bisa belajar dari tokoh-tokoh tersebut,padahal letak kesuksesan itu di mana juga kita juga nggak tau…uudaaahhh…nggak usah berlagak sok tau tentang sukses…sukses…segala!! Para tokoh-tokoh tersebut dengan semangat dan kegigihan membuat suatu karya demi cita-citanya dan mengorbankan segala jiwa raganya tanpa mengharaapkan imbalan dan yang paling keren adalah pada waktu mereka melakukan penelitian tersebut tanpa memikirkan kebahaagiaaan untuk diri mereka sendiri tapi untuk umat manusia semua,mereka juga nggak tau sampai kapan mereka mengadakan penelitian itu…teruss..teruss..dan terusss..mereka melakukan itu semua mengarungi penderitaaan yang bertubi-tubi NGGAK CARA INSTAN yang sekarang sudah menjadi mesin NGEPET-tisasi di sekitar kita. Cara-cara jalan pintas sudah menjadi budaya dan legalitas masyarakat untuk memenuhi nafsunya. Dimensi membutakan mata, memekakkan telinga meracuni mindset,prilaku dan karakter,pengkerdilan berfikir ini sudah akut dan di lakukan secara terang-terangan. Mesin waktu yang di impi-impikan telah menjadi kenyataan dan legal dan berubah menjadi NGEPET (jalan pintas atau cara instan).

Tujuan,keinginan,masa depan,kesuksesan sudah secara alamiah terjadi dalam kehidupan manusia,seperti rotasi alam,bumi berputar pada porosnya,dan seluruh alam ini selalu bertransformasi pada sirkulasi menuju yang Satu.Ketika ada pertanyaan " kamu ingin jadi apa ?" pasti jawabanya "SUKSES" nah...sekarang pertanyaanya "Letak kesuksesanmu di mana? " pada umumnya orang pasti meragukan jawabanya sendiri,kebingungan-kebingungan itulah yang menjadikan semua jadi berantakan karena nggak ada tujuan yang pasti,keluhan dan penyesalan yang selalu terbayang-bayang akhirnya paham NGEPET-isme perlahan-lahan mencampuri dalam pikiran kita,adanya saling sogok menyogok,suap menyaup,korupsi aaahhh…apa bedanya dengan NGEPET? Kata orang kesuksesan orang itu berbeda-beda,kalau berbeda-beda kenapa semua harus di seragamkan?kita bisa lihat di sekolah-sekolah kita,system yang di ajarkan selalu menyeragamkan kesuksesan,pencucian otak kalau bisa di bilang dan buku-buku tentang motifasi selalu sama saja intinya.

Padahal inti dari permasalahan itu semua adalah "SEMUA INGIN BAHAGIA" kebahagiaanlah yang di inginkan,jika seseorang menginginkan kebahagiaan kenapa di seragamkan?apakah saya harus bisa menjadi apa yang kamu bisa?dan apakah keluarga saya pakai sarung saya ya harus pakai sarung?iya saya pakai sarung tapi saya harus pakai sarung yang ada motifnya,maksudnya pendidikan kreatifitas jangan di halangi atau di rubah menjadi kebekuan-kebekuan cara berfikir,kalau seperti itu tak ubahnya dengan bomingnya "boy band-boy band atau iklan-iklan" yang sekarang sudah meracuni gaya hidup dan karakter bangsa kita.

"Trus gimana kalau kita ada kegagalan sir..." nah lhoo...sekarang saya balik tanya "Tujuan kita kan bahagia" kalau gegagalan,ke-GALAU-an itu sudah lumrah...itu teman kita sehari-hari,kalau nggak percaya lihat aja tuh status-status facebook atau twitter isinya kan sebagian besar galau semua tuh..

Tujuan kita adalah kebahagiaan,kalau kita menginginkan kebahagiaan meskipun kita mendapatkan kegagalan atau kegalauan ya harus tetap bahagia,"bahagia gundulmu itu...lha wong gagal ujian masuk universitas atau ngggak di trima kerja ko'bahagia...gimana sih ne tulisan? " hehehe....easier said than done right?Ok..saya ambil dari lirik musicnya Hatebreed (hardcore) "How can I change tomorrow if I can't change today? if I control myself I control my destiny" nahh..tujuan kita kan bukan kegagalan,bukan kegaluan,bukan juga keegoisan...Tujuan kita kan KEBAHAGIAAN :) seperti air mengalir dari atas ke bawah,meski kadang air masuk di comberan nggak apa-apa karena tujuan kita bukan comberan tersebut hehehe...terus saja menglir seperti Air...

" Salam bahagia " :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline