Lihat ke Halaman Asli

Bukan Sekedar Teori

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Artikel ini saya posting setelah membaca sebuah postingan juga di sebuah web, sebelum saya menulis artikel ini, saya ucapkan terima kasih kepada Bang Oky, yang sudah memberi izin untuk me-repost artikel ini.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sebuah Pondok Pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga pendidikan yang memiliki Kurikulum 24 Jam yang bertujuan mendidik para santrinya tidak hanya dalam bidang akademis, namun juga mendidik para santrinya untuk berdisiplin, dan tentunya dalam pendidikan Agama.

Di Indonesia kita mengenal berbagai jenis Pondok Pesantren, mulai dari Salaf, Tradisional, Modern, Unggulan, Juara dan lain sebagainya, namun keberagaman Pondok Pesantren ini tidaklah mengurangi makna dari arti sebuah Pondok Pesantren, dimana para santri hidup berasarama, mereka belajar bermasyarakat, belajar memahami sifat dan watak orang lain, belajar memimpin dan juga menumbuhkan sikap untuk siap dipimpin. Tidak hanya belajar membaca Al Qur'an, namun juga belajar untuk mengajarkannya, tidak hanya sekedar belajar Bahasa Asing, tetapi juga mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam percakapan, dalam belajar juga dalam latihan pidato.

Pesantren adalah laksana sebuah keluarga, dimana kyai dan guru-guru sebagai figur orang tua dan santri senior sebagai figur kakak yang membantu orang tua untuk mengasuh adik-adiknya. Maka apa yang diajarkan di kelas, dengan mudah bisa langsung dipraktekkan di asrama. Tak perlu ragu, karena ada kakak senior yang ikhlas membimbing. Interaksi antara guru dan murid bisa berlangsung terus menerus, karena mereka tinggal di lingkungan yang sama. Di lingkungan seperti inilah, fungsi TRIBRATA Pendidikan (sekolah, keluarga dan masyarakat) dapat secara optimal dan terpadu dilaksanakan.

Salah satu ciri khas Pondok Pesantren adalah kemampuan para santrinya yang dalam waktu singkat mampu menggunakan bahasa Asing dalam percakapan seharai-harinya di lingkungan asrama pondok, hal ini dikarenakan, bahwa bahasa asing menjadi bahasa penunjang dalam proses belajar mengajar di kelas, dan para santri hidup di lingkungan Asrama selama 24 jam penuh, mulai dari bangun tidur di pagi hari, hingga tidur lagi di malam hari. lain halnya bagi mereka yang mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah selain pondok pesantren, sangat sulit bagi mereka untuk menguasai bahasa asing dalam waktu yang cepat, hal ini dikarenakan, mereka hanya belajar bahasa asing di kelas atau di tempat les, sepulang dari sekolah, maka yang mereka gunakan adalah bahasa ibu, baik bahasa daerah ataupun bahasa indonesia. Satu hal yang sampai sekarang masih saya ingat, bahwa dulu, sewaktu saya mengenyam pendidikan di sebuah pondok pesantren, kaka senior saya selalu mengatakan, "Bahasa ibu kalian mustahil dapat kalian lupakan, dan kunci utama jika kalian ingin menguasai bahasa asing adalah, dengan meninggalakan bahasa ibu kalian selama kalian berada di Pondok ini". Pesan yang sangat simpel namun berisi, benara saja, sekian tahun saya belajar di Pondok Pesantren, namun lidah saya tidak merasa gagap disaat pulang ke rumah dan harus menggunakan bahasa daerah saat berada di rumah, dan juga, kemampuan bahasa asing yang saya dapatkan selama di pondok pesantren tidak luntur dengan mudahnya.

Kita mengenal dalam dunia pendidikan ada sebuah unsur yang sagat penting, yaitu Kurikulum Pendidikan. Dan kebanyakan, kurikulum tersebut dalam bentuk formal tertulis. Namun, dalam Pendidikan Pondok Pesantren, kurikulum tidak hanya yang bersifat formal ( tertulis ), namun, praktek nyata dalam kehidupan santri sehari-hari akan menjadikan kurikulum itu secara otomatis menjadi bumbu kehidupan sehari-hari para santri di Pondok Pesantren.

Pondok Modern Darussalam Gontor memiliki Panca Jiwa yang menjadi kurikulum nyata, yang menjadi bumbu kehidupan santri sehari-hari, bukan hanya teori, namun para santri benar-benar mengaplikasikannya dalam kegiatan mereka sehari-hari di Pondok Pesantren.

Saya akan mencoba menjabarkan Panca Jiwa tersebut.

1.Keikhlasan

“Al-Ikhlasu Ruhul Amal”, keikhlasan adalah ruh dari setiap pekerjaan. Keikhlasanlah yang akan membentuk militansi tak kenal menyerah di setiap pribadi muslim. Keikhlasan juga yang akan membentuk pribadi kreatif nan produktif. Amal dan perbuatan yang dilakukan bukan untuk mengejar target tertentu yang temporal akan tetapi bertujuan melaksanakan apa yang memang Allah sudah perintahkan. Orientasi inilah yang membuat seorang muslim optimal, tak tergoda oleh sesuatu apapun, bahkan godaan setan sekalipun. Sebab dalam Al-Quran, syetan sendiri diceritakan telah menyatakan bahwa satu-satunya golongan yang tidak bisa di goda olehnya adalah “mukhlisun”, orang-orang yang ikhlas.

Nasehat Kyai saya dulu selalu teringat :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline